Penyidikan Kasus oleh Kepolisian Sektor Medan Labuhan terhadap Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan (Studi Kepolisian Sektor Medan Labuhan)

Abstract

Penyidikan merupakan tahap penyelesaian perkara pidana setelah dilakukan penyelidikan terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan di Kepolisian Sektor Medan Labuhan. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana pelaksanaan penyidikan tindak pidana pencurian dengan kekerasan oleh Kepolisian Sektor Medan Labuhan dan bagaimana kendala dalam proses penyidikan terhadap tindak pidana bidang pencurian dengan kekerasan di Kepolisian Sektor Medan Labuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan jenis data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier serta analisis secara kualitatif yaitu analisis data yang digunakan untuk aspek normatif (yuridis) melalui metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses penyidikan dilalui beberapa tahap berupa penyelidikan, dimulainya penyidikan, upaya paksa, pemeriksaan, penetapan tersangka, pemberkasan, penyerahan berkas perkara, penyerahan tersangka dan barang bukti dan penghentian penyidikan. Faktor internal dan eksternal merupakan bagian dari kedala-kendala dalam penyidikan tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Simpulan, proses penyidikan ini melalui beberapa tahap dan pada pokoknya proses penyidikan dapat dilaksanakan apabila telah dikeluarkannya surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) yang dikeluarkan oleh pejabat yang mempunyai wewenang apabila telah menerima laporan tentang terjadinya tindak pidana sebagaimana tertuang dalam Pasal 13 Perkapolri Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana. Kendala dalam proses penyidikan tindak pidana pencurian dengan kekerasan tidak mengalami kendala-kendala secara yuridis melainkan faktor internal dan eksternal di Kepolisian Sektor Medan Labuhan. Investigation is the stage of resolving a criminal case after an inquiry into violent theft at the Medan Labuhan Police Sector. The issues in this study were how the investigation of violent theft was conducted by the Medan Labuhan Police Sector and what obstacles arose during the investigation process of violent theft at the Medan Labuhan Police Sector. This research used normative legal research methods, with secondary data consisting of primary, secondary, and tertiary legal materials, and qualitative analysis, specifically data analysis applied to normative (juridical) aspects through descriptive analytical methods. The research findings explained that the investigation process involved several stages, including inquiry, commencement of investigation, coercive measures, examination, determination of suspect, case file preparation, submission of case files, handover of suspect and evidence, and termination of the investigation. Internal and external factors contributed to the obstacles in investigating violent theft. In conclusion, the investigation process involved several stages, and essentially, the investigation could proceed after the issuance of the order to commence the investigation (SPDP) by an authorized official upon receiving a report of a criminal act as stipulated in Article 13 of the Indonesian National Police Chief Regulation Number 6 of 2019 concerning Criminal Investigations. The obstacles in investigating violent theft were not juridical in nature but rather due to internal and external factors within the Medan Labuhan Police Sector