Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26686
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Rahma Sari-
dc.contributor.advisorAziz, Rizal-
dc.contributor.authorPelawi, Alnardo Yonatan Sembiring-
dc.date.accessioned2025-02-18T02:42:08Z-
dc.date.available2025-02-18T02:42:08Z-
dc.date.issued2024-09-02-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26686-
dc.description111 Halamanen_US
dc.description.abstractUbi kayu merupakan bahan baku yang digunakan oleh pengrajin mie rajang sebagai pembuatan mie rajang. Mie rajang adalah salah satu makanan tradisional yang terbuat dari ubi kayu yang melalui proses pengupasan, pengkukuran, pencetakan seperti layak nya mie dengan menggunakan alat pencetakan dan penjemuran di bawah terik matahari. Proses pengolahan ubi kayu menjadi mie rajang memakan waktu 4 hari produksi, dimana produksi nya terdapat 16 kali produksi per bulannya. Desa pegajahan merupakan desa yang terdapat di kecamatan pegajahan yang memiliki potensi pengrajin mie rajang terbesar di kecamatan pegajahan, dimana Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pengolah ubi kayu menjadi mie rajang. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan jumlah sampel sebanyak 10 pengrajin ditentukan dengan metode sampling jenuh (sensus). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pendapatan pengrajin mie rajang di desa pegajahan kecamatan pegajahan kabupaten Serdang bedagai sebesar Rp. 2.153.660/bulan dan nilai tambah yang di hasilkan oleh pengrajin mie rajang di desa pegajahan kecamatan pegajahan kabupaten Serdang bedagai per bulan sebesar Rp. 751/kg. Cassava is the raw material used by mie rajang craftsmen for making mie rajang. Mie rajang is a traditional food made from cassava, which goes through a process of peeling, measuring, molding in a noodle shape using a molding tool, and drying under the sun. The process of processing cassava into mie rajang takes 4 days of production, with 16 production cycles per monlh. Pegajahan Village is a vnlage in Pegajahan Sub-district that has the largest mie rajang craft potential in Pegajahan Sub-district, where most of the population works as cassava processors into mie rajang. The research location was chosen intentionally (purposively) with a sample size of 10 craftsmen determined using a saturated sampling method (census). The research method used was income analysis and value-added analysis using the Hayami method. Based on the research results, it was shown that the income of mie rajang craftsmen in Pegajahan Village, Pegajahan Sub-district, Serdang Bedagai Regency was !DR 2, 153,660/monlh, and the value added generated by mie rajang craftsmen in Pegajahan Village, Pegajahan Sub-district, Serdang Bedagai Regency per month was !DR 7 51/kg.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNIVERSITAS MEDAN AREAen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;188220123-
dc.subjectubi kayuen_US
dc.subjectnilai tambahen_US
dc.subjectmie rajangen_US
dc.subjectcassavaen_US
dc.subjectvalue addeden_US
dc.titleAnalisis Nilai Tambah Komoditas Ubi Kayu Menjadi Mie Rajang di Desa Pegajahan Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagaien_US
dc.title.alternativeAnalysis of the Added Value of Cassava Commodities into Rajang Noodles in Pegajahan Village, Pegajahan District, Serdang Bedagai Regencyen_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
188220123 - Alnardo Yonatan Sembiring Pelawi - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography1.44 MBAdobe PDFView/Open
188220123 - Alnardo Yonatan Sembiring Pelawi - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV616.49 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.