Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26731
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIsabella, Rehia K-
dc.contributor.advisorAuza, Ara-
dc.contributor.authorSigalingging, Irvan Amru-
dc.date.accessioned2025-02-21T04:19:07Z-
dc.date.available2025-02-21T04:19:07Z-
dc.date.issued2024-09-24-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26731-
dc.description63 Halamanen_US
dc.description.abstractBencana banjir sering kita dengar sebagai bencana yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di Kecamatan Manduamas kabupaten Tapanuli Tengah adalah wilayah yang begitu sering terjadi banjir. Maka itu mitigasi bencana sangat diperlukan. Sebagai hambatan dalam mitigasi bencana tersebut ialah tidak adanya desa tangguh bencana di daerah-daerah yang sering terjadi bencana. Teori yang digunakan yaitu teori komunikasi bencana dan mitigasi bencana, dimana dua teori tersebut dianggap sangat efisien dalam mengatasi masalah yang terjadi.metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan deskriptif kualitatif, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini membuktikan kurangnya komunikasi ra bencana dan mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak BPBD itu sendir. Sehingga tidak adanya persiapan jika terjadi bencana banjir. Lalu hambatan yang terjadi saat melakukan penelitian adalah sulitnya mendapatkan data-data kejadian bencana terdahulu dan sulitnya melakukan observasi dikarenakan sering terjadinya bencana. Flood disasters are often heard as frequent occurrences in Indonesia, particularly in Manduamas District, Central Tapanuli Regency, which is an area that frequently experiences flooding. Therefore, disaster mitigation is very necessary. One of the obstacles in disaster mitigation is the absence of disaster-resilient villages in areas that frequently experience disasters. The theory used in this research was disaster communication theory and disaster mitigation theory, which are considered very efficient in addressing the issues at hand. The research method used was descriptive qualitative, with data collected through interviews and observations. The results of this research proved the lack of pre-disaster communication and disaster mitigation conducted by the government and the BPBD. Hence, there was no preparation when a flood disaster occurred. The obstacles encountered during the research were difficulties in obtaining previous disaster data and challenges in conducting observations due to frequent disasters.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNIVERSITAS MEDAN AREAen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;198530026-
dc.subjectbencana banjiren_US
dc.subjectkomunikasi pra bencanaen_US
dc.subjectmitigasi bencanaen_US
dc.subjectflood disasteren_US
dc.subjectpre-disaster communicationen_US
dc.subjectdisaster mitigationen_US
dc.titleKomunikasi Pra Bencana Banjir di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengahen_US
dc.title.alternativePre-Flood Disaster Communication in Manduamas District, Central Tapanuli Regencyen_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Communication Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
198530026 - Irvan Amru Sigalingging - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography1.3 MBAdobe PDFView/Open
198530026 - Irvan Amru Sigalingging - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV498.92 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.