Perencanaan Lampu Lalu Lintas di Persimpangan Ajamu Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara

Abstract

Lampu lalu lintas menurut UU Nomor 22 Tahun 2009 adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Persimpangan Ajamu merupakan daerah yang padat penduduk, pada ruas jalan ini terdapat banyak kegiatan masyarakat, pertokoan, kios-kios, pedagang kaki lima (PKL). Belum berfungsinya lampu lalu lintas di Persimpangan Ajamu mengakibatkan kemacetan di simpang tersebut. Manajemen lalu lintas perlu diterapkan khususnya lampu lalu lintas untuk mengurangi kemacetan di Persimpangan Ajamu Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara. Perhitungan Lampu Lalu Lintas dilakukan menggunakan metode PKJI. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh di lapangan jumlah kendaraan terbanyak yang terjadi di persimpangan Ajamu adalah sebanyak 11089 kend/jam yaitu pada hari Selasa (pukul 17.00 – 18.00). Derajat kejenuhan (DJ) = 2,51, dimana kondisi tersebut sudah sangat jenuh. Untuk mengurangi DJ yang sangan jenuh, maka dilakukan perencanaan Traffic light dan pelebaran jalan. Dari yang awalnya jalan Persimpangan Ajamu 7,7 meter menjadi 10 meter, jalan Tanjung Sarang Elang 6,50 meter menjadi 10 meter, dan jalan Negeri Lama 4,0 meter menjadi 10 meter, didapat DJ = 0,87. Dan dari perencanaan pelebaran jalan Persimpangan Ajamu 14 meter, jalan Tanjung Sarang Elang 14 meter, dan jalan Negeri Lama menjadi 10 meter didapat DJ untuk jalan Persimpangan Ajamu = 0,585, jalan Tanjung Sarang Elang = 0,618 dan jalan Negeri Lama =0,423.