Hubungan antara Empati dengan Forgiveness pada Remaja yang Mengalami Perceraian Orang Tua di Kecamatan Medan Sunggal

Abstract

Masa remaja merupakan fase perkembangan yang penuh tantangan, terutama bagi individu yang menghadapi perceraian orang tua. Situasi ini sering kali menimbulkan dampak emosional yang signifikan, termasuk mempengaruhi kemampuan remaja untuk memaafkan. Forgiveness didefinisikan sebagai proses melepaskan rasa sakit, amarah, dan dendam terhadap seseorang yang dianggap telah melukai perasaan kita. Empati juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, merasakan, dan berbagi perasaan atau pengalaman orang lain dari sudut pandang mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara empati dan forgiveness pada remaja yang mengalami perceraian orang tua di Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian ini melibatkan 40 orang remaja yang mengalami perceraian orang tua yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini juga menambahkan analisis tambahan berupa, saat ini remaja tinggal bersama siapa, apakah orang tua telah menikah lagi setelah bercerai, berapa lama sejak perceraian orang tua, serta pada usia berapa remaja mengetahui perceraian tersebut, dengan demikian penelitian ini mencantumkan kategorisasi rendah, sedang dan tinggi. Hasil analisis data menggunakan analisis korelasi pearson product moment menunjukkan hasil rxy = 0,539;p=0.000<0.05 artinya terdapat hubungan positif antara empati dengan forgiveness. Koefisien korelasi empati sebesar r²=43,9% terhadap forgiveness maka 56,1% forgiveness dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti respon pelaku, karakteristik kepribadian, kualitas hubungan dan komitmen agama. Adolescence is a challenging developmental phase, especially for individuals facing parental divorce. This situation often has significant emotional impacts, including affecting the adolescent's ability to forgive. Forgiveness is defined as the process of releasing pain, anger, and resentment towards someone who is considered to have hurt our feelings. Empathy can also be defined as the ability to understand, feel, and share the feelings or experiences of others from their perspective. This study aims to determine the relationship between empathy and forgiveness in adolescents who experience parental divorce in Medan Sunggal District. This study involved 40 adolescents who experienced parental divorce who were selected using purposive sampling techniques. This study also added additional analysis in the form of, who the adolescent currently lives with, whether the parents have remarried after the divorce, how long since the parental divorce, and at what age the adolescent learned about the divorce, thus this study includes low, medium and high categorizations. The results of data analysis using Pearson product moment correlation analysis showed the results of rxy = 0.539; p = 0.000 <0.05 meaning that there is a positive relationship between empathy and forgiveness. The correlation coefficient of empathy is r²=43.9% to forgiveness, so 56.1% of forgiveness can be influenced by other factors such as the perpetrator's response, personality characteristics, relationship quality and religious commitment.