Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik Dan Padi Kovensional Di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Kelompok Tani Pasar Kawat)

Abstract

Didalam berusahatani padi, petani di tuntut untuk meningkatkan produksi padi sehingga menunjang kebutuhan pangan kita sehari-hari. Di satu sisi padi organik sangat baik untuk kesehatan dan sedangkan padi konvensional sangat berbahaya untuk kesehatan karena banyak mengandung bahan kimia yang merusak kesehatan tubuh kita. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui perbandingan struktur biaya usahatani padi organik dan usahatani padi konvensional pada Kelompok Tani Mekar Pasar Kawat, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. (2) mengetahui perbandingan pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi konvensional pada kelompok tani Mekar Pasar Kawat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April- Mei 2022 di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah sau usahatani padi dengan cara organik dan anorganik. Alat analisis yang digunakan analisis biaya, analisis pendapatan, R/C rasio dan Uji Beda dua sample t test. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik adalah sebesar Rp 123.343.230,- dengan ratarata per petani Rp. 4.111.441. Total dari Penerimaan responden petani padi organik yaitu sebesar Rp. 343.400.000 dengan rata- rata/petani Rp. 11.446.667 . Hasil dari Analisis penerimaan dan pendapatan petani pada usahatani padi organik di dapatkan pendapatan bersih sebesar Rp. 220.057.770 dengan rata-rata per petani sebesar Rp. 7.335.226. Dengan R/C Rasio untuk usahatani Padi organik yaitu 2,78. (2). Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani padi konvensional adalah sebesar Rp. 176.772.530,- dengan rata-rata per petani Rp. 5.892.417,67.- Total dari Penerimaan responden petani padi organik yaitu sebesar Rp. 336.600.000.- dengan rata- rata/petani Rp. 11.220.000.-. Hasil dari Analisis penerimaan dan pendapatan petani pada usahatani padi organik di dapatkan pendapatan bersih sebesar Rp. 159.827.470.- dengan rata-rata per petani sebesar Rp. 5.327.582,33.-Dengan R/C Rasio untuk usahatani Padi organik yaitu 1,90. (3) Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan pendapatan petani padi organik lebih besar dibandingkan penerimaan padi konvensional. In rice farming, farmers are required to increase rice production to support our daily food needs. On the one hand, organic rice is very good for health and conventional rice is very dangerous for health because it contains many chemicals that damage our health. The purpose of this study was (1) to determine the comparison of the cost structure of organic rice farming and conventional rice farming in the Mekar Pasar Kawat Farmers Group, Beringin District, Deli Serdang Regency, North Sumatra. (2) to determine the comparison of income from organic rice farming and conventional rice farming in the Mekar Pasar Kawat farmer group. The study was conducted in April-May 2022 in Karang Anyar Village, Beringin District, Deli Serdang Regency, North Sumatra. The research location was chosen purposively, considering that the location was one of the rice farming businesses using organic and inorganic methods. The analytical tools used are cost analysis, income analysis, R/C ratio and two-sample t-test. The results of the study showed that (1) The total cost incurred in organic rice farming is Rp. 123,343,230, - with an average per farmer of Rp. 4,111,441. The total income of organic rice farmer respondents is Rp. 343,400,000 with an average/farmer of Rp. 11,446,667. The results of the analysis of farmer income and income in organic rice farming obtained a net income of Rp. 220,057,770 with an average per farmer of Rp. 7,335,226. With the R/C ratio for organic rice farming of 2.78. (2). The total cost incurred in conventional rice farming is Rp. 176,772,530,- with an average per farmer of Rp. 5,892,417.67.- Total income of organic rice farmer respondents is Rp. 336,600,000.- with an average/farmer of Rp. 11,220,000.-. The results of the analysis of income and farmer income in organic rice farming obtained a net income of Rp. 159,827,470.- with an average per farmer of Rp. 5,327,582.33.- With the R/C ratio for organic rice farming of 1.90. (3) The results of the test of differences in income between organic rice farming and inorganic rice farming showed a significant difference. This is because the income of organic rice farmers is greater than the income of conventional rice.