Analisis Nilai Tambah Kulit Kopi Arabika ( Coffea arabica ) Sebagai Produl Olahan Teh Cascara ( Studi Kasus di Erdilo Caffee House ) Kabupaten Karo

Abstract

Teh kulit buah kopi atau yang dikenal dengan teh cascara merupakan minuman yang terbuat dari bagian luar kulit kopi, tetapi bukan kopi. kopi menjadi salah satu komoditas unggulan dan proses pengolahan limbah kulit kopi menjadi produk alternatif seperti produk teh cascara dapat diterapkan. Sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu peluang usaha yang diterapkan oleh petani kopi di Desa Kuta Rayat Kabupaten karo. Study ini bertujuan 1) Untuk Mengetahui proses pengolahan kulit kering kopi arabika menjadi teh cascara, 2) Untuk Mengetahui besar pendapatan dan nilai tambah yang di peroleh dari pengolahan limbah kulit kopi arabika di Erdilo coffee house Kuta Rayat, Kec. Naman Teran, Kabupaten Karo pada proses pengolahan kulit kering buah kopi menjadi teh cascara. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. metode hayami digunakan Dapat diketahui besarnya nilai tambah ,nilai output, dan produktivitas dan dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil analisis nilai tambah menunjukkan bahwa olahan kulit kopi menjadi teh cascara menghasilkan Rp 643.510 atau dengan rasio 96,5%. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 510.180 atau dengan tingkat keuntungan 76,5%. Coffee husk tea, also known as cascara tea, is a beverage made from the outer skin of coffee beans, not the coffee itself. Coffee is a leading commodity, and the process of processing coffee husk waste into alternative products such as cascara tea can be implemented. Therefore, this could become a business opportunity for coffee farmers in Kuta Rayat Village, Karo Regency. This study aims to: 1) determine the process of processing dried Arabica coffee husks into cascara tea, 2) determine the income and added value obtained from processing Arabica coffee husk waste at Erdilo Coffee House, Kuta Rayat, Naman Teran District, Karo Regency, during the processing of dried coffee husks into cascara tea. The research method used in this study was a case study. The data analysis method used was quantitative. The Hayami method was used to determine the value added, output value, and productivity, as well as the amount of compensation for the owners of production factors. The results of this study indicate that the value-added analysis shows that processing coffee husks into cascara tea generates Rp 643,510, or a profit ratio of 96.5%. The resulting profit is Rp 510,180, or a profit rate of 76.5%.