Pengaruh Pemberian Beauveria bassiana dan Kompos Tongkol Jagung Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

Abstract

Dengan melimpahnya produksi jagung di Indonesia sehingga Potensi energi limbah pada komoditas jagung sangat besar dan diharapkan akan terus meningkat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung secara nasional. Namun, limbah jagung memiliki banyak kegunaan. Oleh karena itu, optimasi pemanfaatan limbah jagung sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Pemanfaatan tongkol jagung sebagai kompos untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)-Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu: Kompos tongkol jagung yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: K0 = kontrol (tanpa menggunakan kompos tongkol jagung), K1 = 125 g kompos tongkol jagung /polibag (setara 5 ton/ha), K2 = 250 g kompos tongkol jagung /polibag (setara 10 ton/ha), K3 = 375 g kompos tongkol jagung /polibag (setara 15 ton/ha), K4 = 500 g kompos tongkol jagung /polibag (setara 20 ton/ha). B. bassiana yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu: B0 = kontrol (tanpa menggunakan B. bassiana ), B1 = 5 g B. bassiana / liter, B2 = 10 g B. bassiana / liter, B3 = 15 g B. bassiana / liter. Hasil penelitian yaitu komposisi kompos tongkol jagung dan B. bassiana tidak berpengaruh nyata terhadap berat bobot panen per plot dan bobot panen per sampel tanaman cabai rawit hal ini diduga disebabkan karena nutrisi organik yang diberikan belum mampu mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cabai rawit, Pada perlakuan kombinasi antara kedua perlakuan menunjukan hasil tidak nyata terhadap bobot panen per plot dan per sampel.