Analisis Nilai Tambah Nanas Menjadi Keripik Nanas dan Pendapatan Produsen Keripik Nanas : Studi Kasus: Desa Onanrunggu I, Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara

Abstract

Penelitian ini menganalisis nilai tambah dari pengolahan nanas menjadi keripik nanas di Desa Onanrunggu I, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah utama yang memengaruhi optimalisasi proses produksi dan pemasaran. Pertama, keterbatasan pengetahuan produsen dalam teknologi pengolahan yang lebih efisien, seperti penggunaan teknologi vacuum frying, mengakibatkan tidak semua produsen mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar. Kedua, kurangnya akses terhadap pelatihan dan pendampingan teknis untuk meningkatkan keterampilan produksi juga menjadi tantangan yang signifikan. Ketiga, keterbatasan modal usaha menghambat produsen dalam mengembangkan skala produksi dan mengakses bahan baku yang lebih murah saat musim panen. Terakhir, masalah dalam rantai distribusi dan pemasaran juga menjadi tantangan, di mana produsen kesulitan menjangkau pasar yang lebih luas akibat kurangnya promosi yang efektif serta strategi pemasaran yang belum maksimal. Penelitian ini menggunakan metode Hayami untuk menghitung nilai tambah, yang menunjukkan bahwa pengolahan nanas menjadi keripik memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan produsen keripik nanas, observasi langsung proses produksi, dan analisis dokumen terkait biaya dan pendapatan. Metode analisis yang digunakan mencakup perhitungan nilai tambah, marjin keuntungan, dan efisiensi produksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tambah dari produksi keripik nanas mencapai Rp 11.200/Kg dengan presentase nilai tambah sebesar 75%. Marjin keuntungan per kilogram sebesar Rp 1.125 dengan tingkat keuntungan mencapai 80%. Hasil penelitian menunjukkan proses produksi yang melibatkan pemilihan buah berkualitas, penggorengan dengan teknologi vacuum frying, dan pengemasan yang menarik terbukti efektif dalam meningkatkan nilai ekonomis produk. Adapun strategi pemasaran yang kompetitif juga memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing produk di pasar. Penelitian ini menyoroti pentingnya inovasi dalam pengolahan produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. This research analyzes the added value of processing pineapple into pineapple chips in Onanrunggu I Village, Sipahutar District, North Tapanuli. This research uses the Hayami method to calculate added value, which shows that processing pineapple into chips makes a significant contribution to the local economy through job creation and increased income. The data collection method was carried out through in-depth interviews with pineapple chip producers, direct observation of the production process, and analysis of documents related to costs and income. The analytical methods used include calculating added value, profit margins and production efficiency. The analysis results show that the added value from pineapple chips production reaches IDR 11,200 per kilogram with a value added ratio of 75%. The profit margin per kilogram is IDR 1,125 with a profit level of up to 80%. The research results show that the production process involving selecting quality fruit, frying with vacuum frying technology, and attractive packaging has proven to be effective in increasing the economic value of the product. Competitive marketing strategies also play an important role in increasing product competitiveness in the market. This research highlights the importance of innovation in the processing of agricultural products to increase added value and economic welfare of society.