Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Kampung Ulos Hutaraja

Abstract

Kampung Ulos Hutaraja memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal masyarakat Batak. Namun, pengelolaannya menghadapi tantangan komunikasi yang menyebabkan wisatawan kurang memahami nilai budaya yang disampaikan. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Kampung Ulos Hutaraja. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Analisis dilakukan dengan pendekatan tematik dan triangulasi data untuk meningkatkan validitas temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pariwisata di Kampung Ulos Hutaraja dilakukan melalui komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi digital. Komunikasi interpersonal memungkinkan interaksi langsung antara wisatawan dan pengrajin ulos, sedangkan komunikasi kelompok menjadi sarana koordinasi pemangku kepentingan. Komunikasi digital dimanfaatkan untuk promosi dan edukasi, namun masih menghadapi kendala kesenjangan teknologi dan keterbatasan akses masyarakat lokal. Hambatan lain mencakup keterbatasan dalam penyampaian narasi budaya dan perbedaan kepentingan antar pihak. Oleh karena itu, diperlukan model komunikasi yang lebih efektif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan menjaga kelestarian budaya Batak dalam pariwisata. Ulos Hutaraja Village has great potential as a tourist destination based on the local wisdom of the Batak people. However, its management faces communication challenges that cause tourists to lack understanding of the cultural values conveyed. This study aims to analyze the development of a tourism communication model based on local wisdom in the Ulos Hutaraja Village Area. This study uses a qualitative exploratory method with in-depth interview techniques, participatory observation, and documentation studies. The analysis was carried out with a thematic approach and data triangulation to increase the validity of the findings. The results of the study show that tourism communication in Ulos Hutaraja Village is carried out through interpersonal communication, group communication, and digital communication. Interpersonal communication allows for direct interaction between tourists and ulos artisans, while group communication becomes a means of stakeholder coordination. Digital communication is used for promotion and education, but it still faces technological gaps and limited access for local communities. Other obstacles include limitations in the delivery of cultural narratives and differences in interests between parties. Therefore, a more effective communication model is needed to increase community involvement and maintain the preservation of Batak culture in tourism.