Eksplorasi dan Inventarisasi Tumbuhan Obat untuk Pengobatan Tradisional di Desa Bunga Sampang, Simalungun

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan hayati dan budaya yang tercermin dalam pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menginventarisasi jenis tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat Desa Nagori Bunga Sampang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah pendekatan eksploratif kualitatif dengan metode etnobotani deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-struktur, observasi langsung, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 spesies tanaman obat yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai keluhan kesehatan seperti demam, maag, batuk, nyeri sendi, hingga penyakit degeneratif. Bagian tumbuhan yang paling sering digunakan adalah daun, disusul buah, akar, batang, dan kulit batang. Selain menunjukkan potensi etnofarmakologis, praktik ini juga mencerminkan sistem pengetahuan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Penelitian ini menekankan pentingnya dokumentasi dan pelestarian pengetahuan lokal sebagai bagian dari perlindungan kekayaan intelektual komunal. Indonesia has biological and cultural richness which is reflected in the traditional use of medicinal plants. This study aims to explore and inventory the types of medicinal plants used by the people of Nagori Bunga Sampang Village, Purba District, Simalungun Regency, North Sumatra. The method used is a qualitative exploratory approach with a descriptive ethnobotanical method. Data collection was carried out through semi-structured interviews, direct observation, documentation, and literature studies. The results of the study show that there are 16 species of medicinal plants that are used to treat various health complaints such as fever, ulcers, cough, joint pain, and degenerative diseases. The most commonly used part of the plant is the leaves, followed by fruits, roots, stems, and bark. In addition to demonstrating ethnopharmacological potential, this practice also reflects traditional knowledge systems that are passed down from generation to generation. This research emphasizes the importance of documentation and preservation of local knowledge as part of the protection of communal intellectual property.