Tinjauan Hukum Terhadap Alat Bukti Saksi Dari Keluarga Sedarah/Semenda Dalam Perkara Perdata

Abstract

Dalam praktek dipersidangan tidak selamanya proses peradilan sama persis dengan ketentuan yang ada, hal ini dapat menimbulkan pandangan seolah-olah dalam praktek dapat berbeda dengan ketentuan dalam peraturan perundangan, hal ini mungkin disebabkan kedinamisan hukum yang pada saat·saat tertentu menimbulkan berbagai penafsiran (interpretasi) yang berbeda-beda terhadap suatu hal, dan juga bisa jadi karena kekurang tegasan aturan yang tercantum secara tertulis sehingga terbuka untuk membuat berbagai penafsiran yang berbeda-beda. Salah satu contoh dari hal diatas adalah tentang keduoukan seorang keluarga sedarah/semenda dalam hal bertindak sebagai saksi dalam hal ini ketentuan Hukum Acara Perdata (HIR/RBg) mengatumya dalam Pasal 145 HIR/172 RBg yang menggolongkan sebagian dari keluarga sedarah/ semenda tidak mampu secara mutlak bertindak sebagai saksi Dan juga diatur dalam Pasal 146 HIR/174 RBg yang memberikan kebebasan bagi sebagaian dan keluarga sedarah/ semenda untuk merigundurkan diri dari kesaksian.