Kajian Yuridis terhadap Faktor Penyebab Perceraian Masyarakat Kota Medan Periode 2012/2013 (Penelitian Pengandilan Negeri Medan)

Abstract

Perkawinan adalah ikatan yang suci antara pria dan wanita dalam suatu rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perkawinan yang diadakan ini diharapkan dapat berlangsung selama-lamanyq sampai ajal memisahkan. Dengan terjadi perceraian timbul juga permasalahan dalam perebutan hak asuh anak yang diperebutkan oleh ayah dan ibunya dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perceraian dapat terjadi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan seorang suami dan istri dapat melakukan perceraian dalarn waktu 1 tahun,dan berapa persentase angka perceraian terbesar dalam waktu 1 tahun tersebut dan mengenai perebutan hak asuh anak Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kepustakaan yang menelusuri data-datanya melalui kepustakaan, seperti karangan ilmiah, buku buku,majalah, surat kabar, serta himpunan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan objek bahasan dalam skripsi ini serta penelitian Lapangan yang pengambilan data dilakukan pada pihak yang mengadakan perceraian didalam Pengadilan Negeri Medan Periode 2012/2013 dalam bentuk penelitian data. Data yang digunakan adalah data primer yang di dapat dari sumber pertama meliputi aparat penegak hukum, masyarakat Kota Medan, serta data sekunder yang di dapat melalui studi kepustakaan sebagai data pendukung. Penyebab perceraian di Kota Medan dalam kurun waktu satu tahun (2012-2013). Yang paling banyak adalah dikarenakan perselingkuhan dari perkara cerai yang masuk di Pengadilan Negeri Medan . Adapun faktor penyebab perceraian adalah faktor perselingkuhan, KDRT, ketidakcocokan dan Istri merasa tidak dinafkahi. Ketidakadilan bagi perempuan yang akan mengajukan gugat perceraian adalah masalah ekonomi, kurangnya pengetahuan tentang proses perceraian hak asuh ibu terhadap anak anaknya bisa saja hilang apabila suami dapat memberikan bukti di Pengadilan terhadap tingkah laku maupun sifat ibu tersebut tidak dapat mencerminkan sifat yang baik dan tidak dapat memberikan perlindungan maupun pengarahan yang baik terhadap anak-anaknya.