Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/884
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAbdina, Muhammad Fadly-
dc.date.accessioned2017-08-16T10:28:26Z-
dc.date.available2017-08-16T10:28:26Z-
dc.date.issued2013-
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/884-
dc.description.abstractSumatera utara merupakan salah satu provinsi penghasil tanaman kelapa sawit terbesar di Indonesia. Usaha perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara merupakan kegiatan ekonomi agribisnis kelapa sawit dan tertua di Indonesia. Sumatera Utara merupakan pusat sumber penyebaran dan pembelajaran daerah – daerah lain di Indonesia. Penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara adalah daerah-daerah sentra agribisnis kelapa sawit. Pada tahun 2008 misalnya, sekitar 76 % dari pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara disumbang oleh daerah sentra agribisnis kelapa sawit (BPS Sumut 2010). Adapun daerah-daerah sentara utama agribisnis kelapa sawit ialah Medan, Langkat, Asahan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Batubara, dan Labuhan Batu (Ditjen Perkebunan 2010). Salah satu kabupaten penghasil kelapa sawit yang terdapat di Sumatera utara ialah kabupaten Asahan. Kabupaten Asahan memiliki luasan perkebunan kelapa sawit sebesar 157.857 hektar, hal ini mengukuhkan Kabupaten Asahan sebagai daerah yang memiliki luasan kebun kelapa sawit terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Labuhan Batu dengan luasan sebesar 287.582 hektar (BPS Sumut 2008) Pada Penelitian ini yang menjadi daerah objek penelitian adalah Kecamatan BP.Mandoge dan Kecamatan Buntu Pane.pada Kecamatan BP.Mandoge, Produksi rata-rata sampel sebesar 43 ton sedangkan harga jual yang berlaku Rp. 1300. Total yang diperoleh petani sebesar Rp. 55.934.615,- dengan Total biaya sebesar Rp. 13.500.000 dan pendapatan petani sebesar Rp. 42.434.615/tahun. Sedangkan pada Kecamatan Buntu pane, Produksi rata-rata petani sampel sebesar 39 ton, sedangkan harga jual yang berlaku Rp. 1300. Total yang diperoleh petani sebesar Rp. 50.697.222,- dengan total biaya sebesar Rp. 13.250.000,- dan pendapatan petani sebesar Rp. 37.447.222/tahun. Hasil dari analisis Uji t terhadap kontribusi usahatani sebelum dan sesudah berkembangnya perkebunan kelapa sawit ialah a). Sebelum Berkembangnya Perkebunan Kelapa sawit bahwa % pendapatan usahatani lain terhadap total pendapatan rumah tangga tani (karet, padi, ternak) sebesar 38 % dan b).Sesudah Berkembangnya Perkebunan Kelapa Sawit bahwa % pendapatan usahatani kelapa sawit terhadap total pendapatan rumah tangga tani 62 %. Berdasarkan hasil uji t, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi perkebunan kelapa sawit sangat signifikan/mempengaruhi terhadap total pendapatan rumah tangga petani yang terdapat di kecamatan BP Mandoge dan buntu Pane Kabupaten Asahan. Dari hasil uraian perbandingan pendapatan, maka kecamatan BP.Mandoge dan kecamatan Buntu Pane tidak berbeda nyata. Hal ini mengindikasikan pengaruh perkebunan kelapa sawit sama-sama mempengaruhi terhadap pendapatan dan kehidupan masyrakat sekitar. Pada penelitian ini diperoleh 62 % total pendapatan keluarga petani, sehingga dikatakan kontribusi perkebunan kelapa sawit besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectAnalisis Dampak Perkebunan Kelapa Sawiten_US
dc.titleAnalisis Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Asahanen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:MT - Master of Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
101802008_file 1.pdfCover303.55 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 2.pdfAbstract202.04 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 3.pdfIntroduction240.24 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 4.pdfChapter I264.82 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 5.pdfChapter II272.12 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 6.pdfChapter III370.8 kBAdobe PDFView/Open
101802008_file 8.pdfReference403.87 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.