Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9222
Title: | Analisis Pola Saluran Pemasaran Komoditas Padi di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat |
Authors: | Lumban Tobing, Rahmad Iswandi |
metadata.dc.contributor.advisor: | Hasibuan, Syahbudin Lubis, Khairul Saleh |
Keywords: | padi;pola saluran pemasaran;marjin pemasaran;rice;marketing channel pattern;marketing margin |
Issue Date: | 29-Nov-2017 |
Publisher: | Universitas Medan Area |
Abstract: | Rice commodity is the dominant agricultural sub-sector in Secanggang Sub-district. An activity related to agriculture to the parties who play a role in it both the production process and its marketing channels. In order to minimize the comparison of rice prices at farmers and consumers in Secanggang sub-district, a study of rice commodity marketing system is needed. The problems studied in this research are: (1) What is the pattern of marketing channels of rice commodities ranging from farmers to final consumers in Secanggang Sub-district of Langkat Regency. (2) How much profit margin each marketing institution receives in marketing channel of rice commodity in Secanggang Sub-district of Langkat Regency. The location of this research was conducted in Secanggang sub-district, Langkat district, which is the center of rice production. The research was conducted in May - July 2017. The samples in this study were 90 rice farmers, 14 traders of middlemen, 8 rice mills, 13 retailers through snowball sampling technique. Data were analyzed descriptively Percentage to channel pattern and marketing margin of paddy. The result of research is in Secanggang sub-district there are three first channel pattern; farmers to middlemen to rice mills to retailers to consumers; second, farmers to rice mills to retailers to consumers; third, farmers to rice mills to consumers. The highest marketing margin occurred in rice milling (Rp 839.1), middlemen traders (Rp 147.8), and retailers (Rp 1593.3). Meanwhile, based on profit margin value of each institution, traders middleman Rp. 44,7, - per Kg, rice mill earn profit Rp. 605,0, - per Kg, the retailer earns Rp. 1313.0, - per kg of rice marketing value in Kecamatan Secanggang. Suggestions in this research are; (1) Farmers should maximize the role of farmer groups and cooperatives (village cooperative units) so that marketing channels can be shortened profitable for farmers and consumers. (2) In the short term, the government should encourage farmers to sell rice or grain in the form of rice. (3) Based on marketing margin analysis can be known, marketing channel that happened that is middleman Rp. 147.8, - to Rice mill Rp. 839.1, - to retailer Rp. 1593,3, - per Kg .. So one of the alternatives for paddy rice farmers can get the added value in marketing the rice harvest is by selling rice to rice directly to consumers. |
Description: | Komoditas padi merupakan sub sektor pertanian yang dominan di Kecamatan Secanggang. Suatu kegiatan yang berhubungan dengan pertanian terhadap pihak-pihak yang berperan di dalamnya baik proses produksi dan saluran pemasaranya. Dalam upaya memperkecil perbandingan harga padi di tingkat petani dan konsumen di Kecamatan Secanggang, maka diperlukan studi mengenai sistem pemasaran komoditas padi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini : (1) Bagaimana pola saluran pemasaran komoditas padi mulai dari petani sampai konsumen akhir di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. (2) Seberapa besar margin keuntungan yang diterima masing-masing lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran komoditas padi di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Secanggang, kabupaten Langkat, yang merupakan sentra produksi padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah 90 petani padi, 14 pedagang tengkulak, 8 penggilingan padi, 13 pedagang pengecer melalui teknik snowball sampling. Data dianalisis secara deskriptif Persentase terhadap pola saluran dan margin pemasaran padi. Hasil penelitian yaitu di Kecamatan Secanggang terdapat tiga pola saluran pertama; petani ke pedagang, tengkulak ke penggilingan padi ke pedagang pengecer ke konsumen; kedua, petani ke penggilingan padi ke pedagang pengecer ke konsumen; ketiga, petani ke penggilingan padi ke konsumen. Margin pemasaran tertinggi terjadi pada penggilingan padi (Rp 839,1), pedagang tengkulak (Rp 147,8), dan pedagang pengecer (Rp 1593,3). Sedangkan, berdasarkan nilai marjin keuntungan setiap lembaga, pedagang tengkulak Rp. 44,7,- per Kg, penggilingan padi memperoleh keuntungan Rp. 605,0,- per Kg, pedagang pengecer memperoleh keuntungan Rp. 1313,0,- per Kg dari nilai pemasaran padi di Kecamatan Secanggang. Saran dalam penelitian ini yaitu; (1) Petani harus memaksimalkan peran kelompok tani dan KUD ( koperasi unit desa ) sehingga saluran pemasaran dapat diperpendek yang menguntungkan bagi petani maupun konsumen. (2) Dalam jangka pendek hendaknya pemerintah mendorong petani untuk menjual padi atau gabah dalam bentuk beras. (3) Berdasarkan analisis margin pemasaran dapat diketahui, saluran pemasaran yang terjadi yaitu tengkulak Rp. 147,8,- ke penggilingan Padi Rp. 839,1,- ke pedagang pengecer Rp. 1593,3 ,- per Kg.. Sehingga salah satu alternatif agar petani padi sawah dapat memperoleh nilai tambah dalam pemasaran hasil panen padi adalah dengan menjual padi menjadi beras secara langsung ke konsumen. |
URI: | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9222 |
Appears in Collections: | SP - Agribusiness |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Rahmad Iswandi Lumbantobing - Fulltext.pdf | Fulltext | 2.3 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.