Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9663
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Lubis, Elvi Zahara | - |
dc.contributor.advisor | Barus, Utary Maharany | - |
dc.contributor.author | Noviadi, Ikhsan Putra | - |
dc.date.accessioned | 2018-12-04T03:00:33Z | - |
dc.date.available | 2018-12-04T03:00:33Z | - |
dc.date.issued | 2018-10-09 | - |
dc.identifier.uri | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9663 | - |
dc.description | Perjanjian dapat disebut juga dengan persetujuan, yang merupakan terjemahan dari kata overeenkomst. Perjanjian juga bisa dikatakan sebagai kontrak, yang mana merupakan sebuah peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. Perjanjian tidak bisa disamakan dengan janji. Pada dasarnya janji memang didasarkan dengan kata sepakat, namun kata sepakat tersebut tidak menimbulkan akibat hukum, yang berarti bawah apabila janji itu dilanggar, tidak ada akibat hukumnya atau tidak ada sanksinya. Permasalahan yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah; Pertama, Bagaimana bentuk wanprestasi yang terjadi di dalam perjanjian hutang piutang terkait dengan Putusan Pengadilan Negeri No.528/Pdt.G/2015/PN.Mdn; Kedua, Bagaimana akibat hukum bagi para pihak setelah putusan perkara wanprestasi Pengadilan Negeri Medan No.528/Pdt.G/2015/PN.Mdn. Perjanjian yang dilanggar kemudian disebut wanprestasi. Wanprestasi sendiri adalah keadaan dimana debitur tidak melaksanakan perjanjian sesuai dengan apa yang disepakati bersama atau dapat dikatakan lalai dalam melaksanakan kewajiban, sehingga menimbulkan kerugian di salah satu pihak. Kerugian yang dialami di salah satu pihak dapat diminta ganti kerugian melalui somasi terlebih dahulu, namun apabila tidak ditanggapi oleh pihak yang wanprestasi, maka pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut yang bersangkutan ke muka pengadilan. Jenis penelitian dalam penulisan tugas akhir ini yaitu penelitian yuridis normatif. Maksud dari penelitian yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau biasa disebut dengan KUHPdt sebagai sumber utama penelitian terkait perjanjian ini. Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Negeri Medan. Penelitian ini menggunakan data sekunder adalah penelitian dimana data yang digunakan peneliti adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Library Reseacrh (Penelitian Kepustakaan) dan Field Research (Penelitian Lapangan). Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang didalam penelitian ini menggunakan proses wawanca melalui narasumber. Wawancara yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah wawancara melalui hakim yang berperan sebagai informan atau narasumber yang bertempat di Pengadilan Negeri Medan. Dari hasil penelitian yang ditemukan bahwa wanprestasi ini berawal dari ketidakmampuan seseorang untuk membayar utangnya, padahal sudah berjanji akan membayar utangnya tepat waktu sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Namun pada sampai tanggal jatuh tempo perjanjian tersebut, si berutang belum mampu membayar, padahal si pemberi utang sudah memberikan teguran berkali-kelai kepada si berutang agar membayar utangnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk wanprestasi yang terjadi dari akibat lalainya si berutang, serta akibat hukum yang terjadi apabila permasalahan ini sudah diputus oleh pengadilan. | en_US |
dc.description.abstract | The agreement can also be called agreement, which is a translation of the word overeenkomst. The agreement can also be called a contract, which is an event where someone promises to someone else where two people promise each other to do something. The agreement cannot be equated with a promise. Basically the promise is based on an agreement, but the agreement does not cause legal consequences, which means lower if the promise is violated, there are no legal consequences or no sanctions. The problems that will be examined in this study are; First, how is the form of default that occurs in the loan agreement related to District Court Decision No.528 / Pdt.G / 2015 / PN.Mdn; Second, what are the legal consequences for the parties after the verdict of default in the Medan District Court No.528 / Pdt.G / 2015 / PN.Mdn. The violated agreement is then called default. Self-default is a situation where the debtor does not carry out an agreement in accordance with what is mutually agreed upon or can be said to be negligent in carrying out the obligations, thus causing a loss on one of the parties. Losses experienced by one party can be asked for compensation through a summons first, but if it is not responded to by the defaulting party, the party who feels aggrieved can sue the person in front of the court. The type of research in this thesis is normative juridical research. The purpose of normative juridical research is an approach carried out based on the main legal material by examining theories, concepts, principles of law and legislation related to this research. This research is also known as the library approach, namely by studying books, legislation and other documents related to this research. In this study using the Civil Code or commonly referred to as KUHPdt as the main source of research related to this agreement. This research was conducted at the Medan District Court. This study uses secondary data is research where the data used by researchers is data collected by others. Data collection techniques used are Library Research (Library Research) and Field Research (Field Research). The method of data collection is a technique or method carried out by researchers to collect data carried out to obtain the information needed in order to achieve the research objectives which in this study used the interview process through resource persons. Interviews conducted in this study were interviews through judges who acted as informants or resource persons who took place at the Medan District Court. From the results of the study it was found that this default originated from the inability of a person to pay his debt, even though he had promised to pay his debt on time in accordance with what was promised. But until the maturity date of the agreement, the debtor has not been able to pay, even though the lender has given a reprimand to the debt owed to pay off his debt. The purpose of this study is to find out the form of default that occurs from the consequences of negligence of the debtor, as well as the legal consequences that occur if this problem has been decided by the court. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Medan Area | en_US |
dc.subject | perjanjian | en_US |
dc.subject | wanprestasi | en_US |
dc.subject | akibat hukum | en_US |
dc.subject | agreement | en_US |
dc.subject | breach of contract | en_US |
dc.subject | law consequences | en_US |
dc.title | Tinjauan Yuridis Terhadap Wanprestasi dalam Hutang Piutang dan Akibat Hukumnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.528/Pdt.G/2015/PN.Mdn) | en_US |
dc.type | Skripsi Sarjana | en_US |
Appears in Collections: | SP - Civil Law |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Ikhsan Putra Noviadi - Fulltext.pdf | Fulltext | 1.71 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.