Respon Pemberian Biourin Sapi dan Bioaktivator Bonggol Pisang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Abstract

Selada merupakan sayuran dengan konsumsi tertinggi dan salah satu komoditi penting dalam menunjang ekonomi di seluruh dunia. Dalam meningkatkan produktivitas dapat dilakukan melalui perbaikan kultur teknis diantaranya menggunakan pupuk yang tepat terutama pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biourine sapi dan bioaktivator bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan produksi pada tanaman selada. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu : biourine sapi dan bioaktivator bonggol pisang. Biourine sapi terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu: P0= tanpa biourine (kontrol), P1 = konsentrasi 25%, P2 = konsentrasi 50%, dan P3 = konsentrasi 75%. Sedangkan bioaktivator bonggol pisang terdiri dari 2 taraf, yaitu: R0= tanpa bioaktivator (kontrol), R1= 15 ml/liter 1 minggu sekali, R2= 15 ml/liter 2 minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biourine sapi dan bioaktivator berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot per sampel, bobot per plot dan bobot bersih per plot. Pemberian biourine sapi konsentrasi 75% dan bioaktivator bonggol pisang 15 ml/1 minggu memiliki hasil tertinggi. Dengan pemberian biourine sapi dan bioaktivator bonggol pisang dapat meningakatkan produksi tanaman selada. Lettuce is a vegetable with the highest consumption and one of the important commodities in supporting economies around the world. Increasing productivity can be done through technical culture improvements, including using the right fertilizers, especially organic fertilizers. This study aims to determine the effect of bovine biourine and banana weevil bioactivator on the growth and production of lettuce. This research method used a factorial randomized block design consisting of 2 factors, namely: cow biourine and banana weevil bioactivator. Cow biourine consisted of 4 treatment levels, namely: P0 = no biourine (control), P1 = 25% concentration, P2 = 50% concentration, and P3 = 75% concentration. While the banana weevil bioactivator consisted of 2 levels, namely: R0 = no bioactivator (control), R1 = 15 ml/liter once a week, R2 = 15 ml/liter every 2 weeks. The results showed that the administration of bovine biourine and bioactivator had a significant effect on plant height, number of leaves, weight per sample, weight per plot and net weight per plot. Giving cow biourine with 75% concentration and banana weevil bioactivator 15 ml/1 week had the highest yield. By giving cow biourine and banana weevil bioactivator, it can increase lettuce production.