Peranan Visum Et Repertum dalam Tindak Pidanan Pemerkosaan (Studi Putusan Nomor : 1853/Pid.B/2019/Pn.Medan)

Abstract

Pemerkosaan merupakan suatu perbuatan yang dinilai bertentangan dengan seluruh norma yang ada, karena pemerkosaan dilakukan dalam suatu perbuatan yang memaksakan seseorang (perempuan) untuk bersetubuh diluar perkawaninan, dalam kasus pemerkosaan biasanya penyidik dan jaksa penuntut umum menggunakan bantuan dari ilmu kedokteran forensik untuk mengeluarkan Visum et Repertum (VeR) guna untuk membantu pembuktian, Visum et Repertum (VeR) memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam sistem peradilan di Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan Visum et Repertum (VeR) bagi Hakim terhadap tindak pidana pemerkosaan, upaya apakah yang dilakukan Hakim apabila hasil Visum et Repertum (VeR) tidak sepenuhnya mencantumkan keterangan tentang tanda kekerasan pada diri korban pemerkosaan. Metode penelitian menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menjelaskanperan Visum et Repertum (VeR) sebagai pembuktian dalam tindak pidana pemerkosaan, Visum et Repertum (VeR) berupa serangkaian hasil pemeriksaan oleh Dokter (ahli) apa yang dilihat dan diketahuinya berdasarkan keilmuannya, dari hasil pemeriksaan tersebut diharapkan akan terungkap sebab-sebab terjadinya dan dalam kaitannya dugaan kemungkinan telah terjadinya tindak pidana pemerkosaan. Upaya yang dilakukan Hakim apabila hasil Visum et Repertum (VeR) tidak sepenuhnya mencantumkan keterangan tentang tanda kekerasan pada diri korban, maka hakim berhak memanggil Dokter (ahli) yang membuat surat tersebut, apabila Hakim berpendapat bahwa keterangannya itu sangat diperlukan guna meyakinkan dirinya.Karena ilmu kedokteran ke Hakiman ini sangat berperan penting untuk membantu para Hakim di Pengadilan, karena dalam Hukum Pidana sejalan dengan Hukum positif di Indonesia yaitu mencari kebenaran materil dari sebuah kasus atau peristiwa pidana. Rape is an act that is considered contrary to all existing norms, because rape is carried out in an act that forces a person (a woman) to have sex outside of marriage, in rape cases usually investigators and public prosecutors use the assistance of forensic medicine to issue a Visum et Repertum (VeR) in order to help prove, Visum et Repertum (VeR) has a very important function and role in the justice system in Indonesia. The first problem in this study is what is the role of the Visum et Repertum (VeR) for judges against the crime of rape, what efforst are made by the judge if the result of the Visum et Repertum (VeR) do not fully include the signs of violence against the rape victim. Research method using normative juridical method. The results of the study explain the role of Visum et Repertum (VeR) in the crime of rape, Visum et Repertum (VeR) in the form of a series of examination results by a Doctor (expert) what he saw and knew based on his knowledge, from the results of the examination it is hoped that the causes of the occurrence and in relation to allegations of possible there has been a crime of rape. The efforts made by the judge if the results of the Visum et Repertum (VeR) do not fully include information about signs of violence against the victim, then the judge has the right to summon the Doctor (expert) who made the letter, if the judge is of the opinion that his statement is very necessary to convince himself. Because this medical science plays an important role in helping judges in court, because in criminal law it is in line with positive law in indenesia, namely seeking the material truth of case or criminal event.