Analisis Pemasaran Agribisnis Benang Karet (Rubber Thread) Di PT. Industri Karet Nusantara Medan

Abstract

Pada tahun 2013, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara produsen karet alam terbesar di dunia. Peringkat pertaina ditempati Thailand, sedangkan Malaysia di posisi ketiga. Dari segi areal perkebunannya, Indonesia memiliki hamparan kebun karet terluas di dunia Indonesia belum mampu memanfaatkan produk karet alam secara optimal. Dari sekitar 2,9 juta ton 'produk karet nasional, sebanyak 85% diekspor dalam bentuk bahan baku (crumbrubber, sheet, lateks, dan sebagainya). Hanya sekitar 15% atau 435.000 ton produk karet alam yang diserap oleh industri di dalam negeri. Dari 435.000 ton produk karet tersebut, sebagian besar (55%) diserap oleh industri ban kendaraan bermotor, selebihnya diserap oleh industri sarung tangan, benang karet, kondom, alas kaki, vulkanisir, dan barang-barang karet lainnya. Jumlah kebutuhan benang karet di dalam negeri pertahunnya saat ini lebih kurang mencapai 5.400.000 kg sampai dengan 6.000.000 kg . Sementara jumlah kebutuhan benang karet luar negeri saat ini pertahun lebih kurang mencapai 6.000.000 kg sampai dengan 7.200.000 kg. Dari jumlah kebutuhan pasar dalam negeri PT. Industri Karet Nusantara hanya dapat meraih penjualan benang karet dari tahun 2006 s/d 2011 rata-rata sebesar 2.555.943,41 kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penjualan benang karet selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 dan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemasaran benang karet yang diproduksi oleh PT. IKN, serta Apakah transaksi penjualan hasil produksi PT. IKN telah sesuai dengan harga pasar dan memenuhi target penjualan yang diharapkan perusahaan. In 2013, Indonesia was ranked second as a rubber producing country the world's largest. The first rank is occupied by Thailand, while Malaysia is in third position. In terms of plantation area, Indonesia has expanses of rubber plantations widest in the world Indonesia has not been able to utilize natural rubber products optimally. From approx 2.9 million tonnes of national rubber products, as much as 85% are exported in the form of raw materials (crumbrubber, sheet, latex, and so on). Only about 15% or 435,000 tonnes natural rubber products absorbed by the domestic industry. Of the 435,000 tonnes of product Most of the rubber (55%) is absorbed by the motor vehicle tire industry, the rest is absorbed by the glove industry, rubber thread, condoms, footwear, vulcanization, and other rubber goods. The required amount of rubber thread inside the country annually at this time reaches approximately 5,400,000 kg up to 6,000,000 kgs . Meanwhile, the current demand for foreign rubber thread per year approximately 6,000,000 kg to 7,200,000 kg. From the amount domestic market needs PT. The Nusantara Rubber Industry can only achieve Rubber thread sales from 2006 to 2011 averaged 2,555,943.41 kg. This study aims to determine the sales trend of rubber thread during the period 2006 to 2011 and what are the influencing factors marketing of rubber thread produced by PT. IKN, as well as whether transactions sales of PT. IKN is in accordance with the market price and meets the target company's expected sales.