Pengaruh Kasgot Pupuk Padat Dan Pemberian Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama dibudidayakan secara intensif oleh petani. Rendahnya produktivitas bawang merah diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu adanya peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman, adanya perubahan iklim mikro, penggunaan bibit bermutu rendah, dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Adapun perlakuan yang dilakukan sebagai berikut : Faktor I yaitu penggunaan pupuk kasgot dengan 4 taraf perlakuan yaitu K0 : Kontrol (menggunakan NPK), K1 : Pupuk Kasgot 5 ton/ha (0,5 kg/plot), K2 : Pupuk Kasgot 10 ton/ha (1 kg/plot), K3 : Pupuk Kasgot 15 ton/ha (1.5 kg/plot) Faktor II yaitu Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu : P0 = Kontrol (tanpa PGPR) (Air), P1 = PGPR Konsentrasi 1 % liter air (10 ml/l), P2 = PGPR Konsentrasi 2 % liter air (20 ml/l), P3 = PGPR Konsentrasi 3 % liter air (30 ml/l). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemberian pupuk kompos kasgot menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umbi bawang merah. Perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi yaitu K3 dengan dosis 15 ton/ha. Pemberian PGPR tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman, dan jumlah anakan umbi bawang merah tetapi menunjukkan pengauh yang sangat nyata terhadap produksi bawang merah seperti berat basah per sampel, berat basah per plot, berat kering per sampel, dan berat kering per plot. Konsentrasi terbaik yaitu perlakuan P3 dengana konsentrasi 3% Shallots are one of the leading vegetable commodities which have long been cultivated intensively by farmers. The low productivity of shallots is caused by several factors, namely an increase in pest attacks and plant diseases, changes in the microclimate, the use of low quality seeds, and low soil fertility. This research was carried out using a factorial randomized block design (RBD) consisting of 2 treatment factors. The treatment was carried out as follows: Factor I was the use of cassava fertilizer with 4 treatment levels, namely K0: Control (using NPK), K1: Kasgot Fertilizer 5 tons/ha (0.5 kg/plot), K2: Kasgot Fertilizer 10 tons/ha ha (1 kg/plot), K3 : Kasgot Fertilizer 15 tons/ha (1.5 kg/plot) Factor II, namely PGPR Application (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) which consists of 4 treatment levels, namely: P0 = Control (without PGPR) (Water ), P1 = PGPR concentration of 1% liter of water (10 ml/l), P2 = PGPR concentration of 2% liter of water (20 ml/l), P3 = PGPR concentration of 3% liter of water (30 ml/l). The results of this study indicate that the application of cassava compost has a very significant effect on the growth and production of shallot plants and has no significant effect on the number of tillers of shallot bulbs. The best treatment in increasing growth and production is K3 with a dose of 15 tons/ha. The application of PGPR did not show a significant effect on plant height and number of leaves, and the number of tillers of shallot bulbs but showed a very significant effect on shallot production such as fresh weight per sample, wet weight per plot, dry weight per sample, and dry weight per plot. The best concentration is the P3 treatment with a concentration of 3%