Analisa Pelayanan Operasional Lapangan Terbang (Study Kasus Lapangan Terbang Bandara Polonia Medan)

Abstract

Bandar udara di bagi menjadi dua bagian utama, yaitu sisi udara (Air side) dan sisi darat (Land side). Kedua bagian ini merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sisi udara terdiri dari beberapa fasihtas yang rnembantu proses penerbangan, landasan pacu (Runway), landas hubung (Taxiway), tempat parkir pesawat (Apron). Sedangkan pada sisi darat meliputi gedung terminal , tempat park.ir kendaraan, sistem jalan masuk ke bandara. Meningkatnya permintaan untuk menggunakan moda angkutan udara tentunya akan menimbulkan permasalahan, gerakan pesawat yang melintas masuk dan keluar dari landasan pacu merupakan suatu kegiatan operasional yang harus diatur, karena pesawat yang sedang melakukan gerakan iepas landas dan menduat memerluan keleluasan bergerak . Faktor terpenting dalam operasional di landasan adalah jarak minimum antara dua pesawat dan lamanya waktu pesawat terbang menggunakan landasan. Semakin besar tipe pesawat, akan memerlukan jarak yang leb1h besar untuk sampai ke Jandas hubung keluar dan membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menggunakan landasan. Sebagai contoh, pesa\vat tipe E memerlukan jarak sebesar 2370,85 M untuk sampai ke landas hubung kel uar dan untuk tipe A sebesar 744,94 M. Komposisi dari tipe pesawat sangat menentukan besamya pergerakan dan kapasitas pada lapangan terbang. Dari hasil analisa diperoleh besarnya kapasitas untuk kondisi IFR pada bandara Polonia Meclan sebesar 59 gerakan;jam dan untuk kondisi VFR sebesar 70 gerakan/jam dan untuk ketepatan posisi sebesar 28 gerakan/jam dengan \vaktu minimum rata-rata sebesar 129,87 detik, sedangkan besarnya waktu minimum rata-rata untuk ketidaktepatan posisi adalah 150,19 detik dengan gerakan sebesar 24 gerakan/jam. The operation of air port in generally is divided into 2 primary parts, namely the Air side and Land side. These both parts perhaps constitute the side unseparatable one and another. The air side comprising of several facilities helping for the flight process either existing of Runway, Taxiway, and Apron lot. While for land side shall consisting of terminal building, parking lot for vehicles, the entrance system into airport. The increasingly request using air way as transportation perhaps will cause a problem, the movement of aircraft running enter and out from the runway is of course an operational activity that must be regulated, for an aircraft going to run either for take off and landing need a situation to move freely. The most important factor while operational on runway is a minimum distance between two aircrafts and the duration for an aircraft standing to use runway. The bigger its type of aircraft, need more wider the space distance to reach the taxiway run out and require a shorter time in using the runway. For instance, aircraft type E perhaps requires its distance of 2370.85M to achieve the taxiway running out and for type A with 744,94 M. The composition of each aircraft shall determine how many the movement and capacity on the airport. From the result of analysis then obtained the capacity for condition IFR on the airport Polonia Medan with a 59 movements/ hour and for condition VFR with a 70 movements/ hour and the adjustment position shall be 28 movements/ hour with a minimum time averagely 129.87 second, while the magnitude of average minimum time of not adjustment of position is 150.10 seconds with a movement running of 24 movements/ hour.