Kajian Hukum Terhadap Permohonan Itsbat Nikah Di Pengadilan Agama Tebing Tinggi Atas Pernikahan Sirih (Studi Putusan Nomor 52/Pdt.P/2022/PA.Ttd)

Abstract

Nikah sirih merupakan pernikahan yang dilakukan oleh sepasang kekasih tanpa ada pemberitahuan di Kantor Urusan Agama (KUA) tetapi pernikahan sirih sudah memenuhi unsur-unsur pernikahan dalam Islam. Namun pernikahan sirih yang hendak di catatkan akan melalui proses penetapan di Pengadilan Agama. Perumusan masalah pada skripsi ini yaitu bagaimana pengaturan hukum tentang permohonan itsbat nikah, apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya penikahan sirih bagi seorang muslim dan bagaimana kajian hukum atas permohonan itsbat nikah di Pengadilan Agama Tebing Tinggi berdasarkan Putusan Nomor 52/Pdt.P/2022/PA.Ttd. Penelitian ini menggunakan metode Yuridis Normatif dan di analisis secara kualitatif yang bersumber dari data yang tidak menggunakan angka, melainkan data berupa kata-kata dan gambar yang diperoleh dari wawancara, dokumentasi dan dokumen-dokumen lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan hukum tentang itsbat nikah terdapat didalam Pasal 7 Kompilasi Hukum Islam (KHI) ayat (2) dan (3), penyebab terjadinya pernikahan sirih salah satunya ialahfaktor ekonomi, tidak mendapatkan restu dari orang tua dan hamil diluar nikah. Terkait dengan pelaksanaan itsbat nikah di Pengadilan Agama Tebing Tinggi telah berjalan sesuai prosedur yang telah ditentukan dalam perundang-undangan, adanya permohonan itsbat nikah bermanfaat untuk pihak wanita dan keturunannya, yang mana isteri dan keturunannya mendapatkan kepastian hukum. An unregistered marriage is a wedding carried out by a couple without any notification at the Office of Religious Affairs (KUA), but it fulfills the marriage the elements in Islam. However, unregistered marriages that wish to be registered will go through a determination process at the Religious Court. The problems in this study were how to regulate the law regarding application for itsbat marriage, what the factors that cause a unregestered marriage to occur for a Muslim, and what is legal study of marriage itsbat applications at the Tebing Tinggi Religious Court based on Decision Number 52/Pdt.P/2022/ PA. Signed. This research uses the Normative Juridical method and is analyzed qualitatively which comes from data that does not use numbers, but data in the form of words and images obtained from interviews, documentation and other documents. The results of the research show that the legal regulations regarding the legal status of marriage are contained in Article 7 of the Compilation of Islamic Law (KHI) paragraphs (2) and (3), one of the causes of betel marriages is economic factors, not getting the blessing of parents and pregnancy out of wedlock. Regarding the implementation of the marriage itsbat at the Tebing Tinggi Religious Court, it has been carried out according to the procedures specified in the legislation, the application for the marriage itsbat is beneficial for the woman and her descendants, where the wife and her descendants receive legal certainty.