Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/24980
Title: Peranan Aparat Kepolisian dalam Menindaklanjuti Anak yang Berkonflik dengan Hukum (Studi Kasus di Polres Medan)
Other Titles: The Role of Police Officers in Following Up on Children in Conflict with the Law (Case Study at Medan Police)
Authors: Dewi, Sri Stina
metadata.dc.contributor.advisor: Suhatrizal
Keywords: aparat kepolisian;anak yang berkonflik dengan hukum
Issue Date: Sep-2010
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;038400099
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk pemenuhan persyaratan untuk menjalani ujian skripsi di Fakultas Hukum Universitas Medan Area dalam hal mencapai gelar sarjana hukum dengan program pendidikan S-1 · bidang Kepidanaan, sebagai bentuk sumbangsih kepedulian penulis terhadap perkembangan hukum pidana secara khususnya dalam hal peranan kepolisian dalam menindaklanjuti anak yang berkonflik dengan hukum khususnya kasus pencabulan dan sebagai bahan masukan kepada masyarakat yang mempunyai anak dibawah umur yang berkonflik dengan hukum. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan Pejabat Kepolisan di Polresta Medan, data sekunJer berupa dokumen-dokumen ilmiah, peraturnn perundangundangan yang hubungannya dengan permasalahan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dnlam Pasal 293 KUHP dinyatakan bawah barang siapa dengan menggunakan hadiah atau perjanjian akan memberikan uang atau barang, dengan salah mempergunakan pengaruh yang berlebih-lebihan yang ada disebabkan oleh perhubungan yang sesungguhnya ada atau dengan tipu, sengaja membujuk orang yang belum dewasa yang tidak bercacat kelakuannya yang deketahuinya atau patut harus disangkanya belum dewasa, akan melakukan pebuatan · cabul dengan dia atau membiarkan dialkukan perbuatan yang demikian pada dirinya, dihukurn penjata selama-lamanya lima tahun, Dalam proses penyidikan Polri sering membebankan pembuktian kepada korban, korban harus aktif dalam membuktikan perkaranya, penyidik yang seharusnya aktif malahan tidak aktif, akibatnya banyak perkara pencab~lan tidak sampai di proses pengadilan dengan alasan tidak cukup bukti, sehingga penuntutan pidana dihenlikan. Yang dimaksud perbuatan cabul dalam Pasal 293 KUHP ini ialah se_bagaimana yang diffiaksudkan pada Pasal 289 KUHP se~ala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji, semua itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin misalnya cium-ciuman, meraba-raba alat kelarnin, meraba-raba buah dada, persetubuhan terma~uk pula. Sedangkan yang dilarang dalam pa5al 293 KUHP ini adalah membujuk terhadap orang yang belurn dewasa dan tidak bercacat kelakuannya.
Description: 78 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/24980
Appears in Collections:SP - Criminal Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
038400099 - Sri Stina Dewi Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography5.49 MBAdobe PDFView/Open
038400099 - Sri Stina Dewi Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV1.45 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.