Herbal and Coffee Plant Agrotourism Development Model in Karo Regency, North Sumatra of Indonesia

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi strategi pengembangan agrowisata tanaman herbal di Desa Seberaya, Kabupaten Karo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi meliputi pengelola, kelompok tani, masyarakat, dan pemangku kepentingan pemerintah, dengan sampel sebanyak 80 orang yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, diskusi kelompok terfokus (FGD), wawancara, dan kuesioner. Analisis data menggunakan metode analisis SWOT, IFAS, dan EFAS. Pengembangan agrowisata tanaman herbal melibatkan beberapa program utama, seperti konservasi lingkungan, peningkatan nilai estetika dan keindahan alam, serta peningkatan nilai rekreasi. Program ini juga bertujuan untuk menjadikan agrowisata sebagai pusat kegiatan ilmiah dan menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan daerah. Analisis SWOT menunjukkan bahwa agrowisata ini berada pada kuadran I (strategi SO), yang dicirikan oleh faktor internal sedang dan faktor eksternal sedang. Rencana pengembangan pariwisata daerah berpotensi untuk menjadikan agrowisata ini sebagai daya tarik baru. Hasil matriks QSP menunjukkan bahwa fokus pada budidaya tanaman herbal dan pengelolaan agrowisata secara transparan bersama masyarakat dan kelompok tani merupakan strategi terbaik. Model kerja sama yang diusulkan adalah manajemen partisipatif, di mana pemerintah berperan sebagai motivator dan fasilitator, sektor swasta mengelola dan mengembangkan agrowisata, dan petani serta masyarakat terlibat dalam budidaya dan pariwisata. Kelompok tani binaan akan melatih dan mendampingi petani untuk memastikan pengelolaan yang efektif. Kami mengusulkan model manajemen partisipatif untuk pengembangan agrowisata herbal di Desa Seberaya, yang melibatkan petani dan masyarakat dalam proses pengembangan dan pembentukan kelompok tani. Setiap pemangku kepentingan akan memainkan peran spesifik dalam pengembangan agrowisata ini. The goal of this study is to examine potential development strategies for herbal plant agrotourism in Seberaya Village, Karo Regency. This study uses a qualitative descriptive method. The population includes managers, farmer groups, communities, and government stakeholders, with a sample of 80 people selected by purposive sampling. We collected data through observation, focus group discussions (FGD), interviews, and questionnaires. Data analysis used the SWOT, IFAS, and EFAS analysis methods. The development of herbal plant agrotourism involves several key programs, such as environmental conservation, enhancing aesthetic value and natural beauty, and boosting recreational value. This program also aims to establish agrotourism as a hub for scientific activities and generate economic benefits for the community and region. The SWOT analysis reveals that this agrotourism falls into quadrant I (SO strategy), characterized by average internal factors and moderate external factors. The regional tourism development plan has the potential to incorporate this agrotourism as a new attraction. The QSP matrix results indicate that focusing on herbal plant cultivation and transparently managing agrotourism with community and farmer groups is the best strategy. The proposed cooperation model is participatory management, where the government acts as a motivator and facilitator, the private sector manages and develops agrotourism, and farmers and communities are involved in cultivation and tourism. Fostered farmer groups will train and assist farmers to ensure effective management. We propose a participatory management model for the development of herbal agrotourism in Seberaya Village, which involves farmers and the community in the development process and the formation of farmer groups. Each stakeholder will play a specific role in the development of this agrotourism.