Pengaruh Lama Pemanasan terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.)

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama pemanasan terhadap perkecambahan benih kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) guna memperoleh durasi pemanasan yang paling efektif dalam meningkatkan viabilitas benih. Masalah difokuskan pada pengaruh variasi lama pemanasan terhadap laju perkecambahan dan daya kecambah benih kelapa sawit. Guna mendekati masalah ini, dipergunakan acuan teori dari fisiologi perkecambahan dan pematahan dormansi benih. Data-data dikumpulkan melalui metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan empat perlakuan pemanasan selama 3, 5, 7, dan 9 minggu, masing-masing dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan berpengaruh signifikan terhadap persentase daya kecambah, dengan pemanasan selama 5 minggu menghasilkan tingkat perkecambahan terbaik. Kajian ini menyimpulkan bahwa pemanasan dalam durasi tertentu dapat mempercepat proses perkecambahan dengan mempertahankan viabilitas benih secara optimal.

This article aims to analyze the effect of heating duration on the germination of oil palm seeds (Elaeis guineensis Jacq.) to determine the most effective heating period for improving seed viability. The problem is focused on the impact of different heating durations on germination rate and seed viability. To approach this issue, theories on germination physiology and seed dormancy breaking were used. Data were collected through an experimental method using a completely randomized design (CRD) with four heating duration treatments: 3, 5, 7, and 9 weeks, each with five replications. The results showed that the heating treatment significantly affected germination percentage, with a 5-week heating period producing the highest germination rate. This study concludes that heating within a specific duration can accelerate germination while maintaining optimal seed viability.