Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10987
Title: Analisis Suhu Ruangan Dengan Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Campuran Batako
Authors: Nugroho, Rainbow Toha
metadata.dc.contributor.advisor: Nurmaidah
Amsuadirman
Keywords: room temperature comparison;brick;coconut coir;perbandingan suhu ruangan;batako;sabut kelapa
Issue Date: 12-Jul-2019
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;158110089
Abstract: The shape and composition of the wall constituent material greatly affect the temperature condition in a room. In this current condition, the brick wall is more dominantly used in terms of the building wall. Wall with solid brick material is more stable in increasing and decreasing temperatures in a building's room caused by the influence of solar radiation from outside. It happens when the wall receives heat and releases heat. The researcher sought to minimize the air temperature inside the room by focusing the research into wall brick. This study is conducted to assess the temperature inside the building using conventional brick and coconut coir mixture brick. It aims to determine the wall comparative value of conventional brick and coconut coir mixture brick. The location of this study is conducted at the Medan Area Civil Engineering Laboratory. This study is conducted by making conventional brick and coconut coir mixture brick as test specimens and make a room sample in size (100 x 100 x 100) cm. The results show that in the three-day observation the average temperature of the room with coconut coir mixture brick wall is 30ºC and the conventional brick wall is 32ºC. The ratio of temperature difference is 2ºC. By the usage of a small scale, the coconut coir mixture brick wall can be said to minimize room temperature but there are no significant differences compared to the conventional brick wall.
Description: Bentuk dan komposisi material penyusun dinding sangat mempengaruhi kondisi suhu di dalam suatu ruangan. Kondisi sekarang ini keberadaan dinding bata semen (batako) lebih dominan digunakan dalam hal dinding bangunan. Dinding dengan material bata semen yang solid lebih stabil dalam peningkatan dan penurunan suhu didalam ruangan suatu bangunan yang disebabkan oleh pengaruh radiasi matahari dari luar ruangan. Hal ini terjadi pada saat dinding menerima kalor dan melepaskan kalor. Peneliti dalam penelitian ini berupaya untuk meminimalisir suhu udara dalam ruang dengan memfokuskan penelitian kedalam batako dinding. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji besar suhu dalam ruang bangunan menggunakan dinding batako konvensional (normal) dan batako campuran sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar nilai perbandingan dari dinding ruang dengan batako konvensional (normal) dan ruang dinding batako campuran sabut kelapa. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Medan Area. Penelitian yang dilakukan dengan membuat batako campuran sabut kelapa dan batako konvensional sebagai benda uji. Dan membuat sampel berupa ruang dengan ukuran (100 x 100 x 100) cm. Berdasarkan hasil dari pengamatan suhu rata-rata dalam pengamatan tiga hari ruang dengan dinding batako sabut kelapa sebesar 30ºC dan ruang dinding batako konvensional 32ºC. Selisih dari perbandingan suhu sebesar 2ºC. Dalam penggunaannya, pada dinding batako sabut kelapa dalam skala kecil bisa dikatakan meminimalisir suhu ruang namun tidak terlampau jauh dibandingkan batako konvensional (normal).
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10987
Appears in Collections:SP - Civil Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
158110089 - Rainbow Toha Nugroho - Fulltext.pdffulltext4.4 MBAdobe PDFView/Open
158110089 - Rainbow Toha Nugroho - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
chapter IV221.1 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.