Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/14291
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Nina Siti Salamaniah-
dc.contributor.advisorJamil, Bahrum-
dc.contributor.authorNasution, Cory Chairiah-
dc.date.accessioned2021-05-24T07:53:12Z-
dc.date.available2021-05-24T07:53:12Z-
dc.date.issued2011-02-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/14291-
dc.description23 Halamanen_US
dc.description.abstractTuna Grahita (Down Syndrom) mernpakan gangguan perkembangan mental dan fisik seorang anak, yang dapat disebabkan pada saat didalam kandungan, saat melahirkan, dan pada saat sesudah dilahirkan. Anak yang terlahir dengan tuna grahita memiliki wajah sama, seperti bentuk wajah yang membulat dan mata yang menyipit dengan kulit tubuhnya cenderung putih. Rata-rata anak yang terlahir tuna grahita memiliki IQ diantara 20 - 70, dan dalam hal ini seorang anak tuna grahita ha.qya mampu untuk dilatih membina dirinya sendiri seperti : mandi, makan, memakai baju, memakai sepatu, serta mempergunakan sarana dan prasarana. Adapun responden pada penelitian ini adala F dan R, mereka berdua adalah siswa tuna grahita di Sekolah Luar Biasa Al-azhar Medan. Tujuan dari penelitian ini dilak.llkan adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan sebuah komunikasi anta.I]Jribadi yang terjadi antara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam hal membina diri siswa tuna grahita, sehingga terdapat peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa. Peningkatan berkemampuan berkomunikasi dalam hal ini bukan hanya komunikasi anak tuna grahita dengan orang lain, tetapi juga kemampuan berkomunikasi anak dengan dirinya sendiri untuk memerintahkan pikirannya dalam melakukan sesuatu seperti membina dirinya. . Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk mempernleh suatu kesimpulan. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam yang melibatkan guru serta ibu dari orang tua siswa tuna grahita sebagai informan. Dan dari basil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa selama F dan R disekolahkan, sudah terdapat peningkatan berkomunikasi F dan R dalam hal membina diri mereka, serta dalam hal berkomunikasi mereka dengan orang lain. Sebagai kesimpulan bahwa Sekolah Luar Biasa sebagai sarana pendidikan dan pengembangan kemampuan sangat diperlukan peningkatan kreatifitas dan keIW1mpuan .seorang guru .'iel¥:u .p!!meg(lng p,ermh ®lam mei;aucai:ig da.o mengelola sebuah kelas agar siswa-siswi SLB dapat menjalin komunikasi yang terarah antara guru dan siswa di SLB Al-Azhar Medan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;078530018-
dc.subjectKomunikasi Antar Pribadien_US
dc.subjectGuru dan Siswa Tuna Grahitaen_US
dc.subjectKemampuan Berkomunikasi Siswa Sekolahen_US
dc.subjectSekolah Luar Biasaen_US
dc.titlePeranan Komunikasi Antarpribadi Antara Guru dengan Siswa Tuna Grahita dalam Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medanen_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Government Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cory Chairiah - 078530018 - Fulltext.pdfCover, Abstract, Introduction, Chapter I, Bibliography2.06 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.