Kepribadian Tangguh (Hardiness) pada Penderita Pasca Stroke Wanita di Medan Marelan

Abstract

Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100%), adapula yang hanya 50%. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kepribadian tangguh pada penderita pasca storke. Kepribadian tangguh kali pertama dikemukakan oleh Kobasa (1979) sebagai proses penilaian kognitif yang terdiri dari tiga karakteristik, yaitu tantangan, komitmen dan kontrol. Ada tiga subjek wanita yang menderita stroke selama 0-5 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kepribadian tangguh pada penderita pasca stroke dapat kita amati dari sikap mereka. Mereka masih tertarik untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan orang lain. Hal ini merupakan komitmen subjek. Selain itu, dukungan dari keluarga secara materiil, maril dan informasi dapat membantu subjek untuk memunculkan kepribadian tangguhnya. Mempertahankan hubungan baik dengan orang lain adalah cara subjek untuk mengembangkan kepribadian tangguhnya. Healing in stroke patients varies greatly. Some can recover completely (100%), some are only 50%. This recovery depends on the severity of the stroke, the condition of the patient's body, the patient's obedience in undergoing the healing process, the patient's perseverance and enthusiasm to recover, as well as support and support. understanding of all members of the patient's family. It is often found that sufferers stroke can recover, but suffer from severe depression because of their family does not want to understand and feels very disturbed by the illness he suffers (such as attitude of not accepting the patient's condition, rough treatment because they have to cleaning the patient's feces, handing the patient over to the nurse who also treats patient violently, and so on). The purpose of this study is to look at the tough personality of post-stroke patients. The tough personality was first put forward by Kobasa (1979) as a cognitive assessment process consisting of three characteristics, that is challenge, commitment and control. There were three female subjects who suffered a stroke during 0-5 years. The results of this study show tough personality on sufferer post-stroke we can observe from their attitude. They are still interested in doing something related to the environment and other people. This is subject commitment. In addition, support from family materially, financially and informationally can help the subject to bring out his tough personality. Maintain good relationship with other people is the subject's way to develop personality tough