Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/16861
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRangkuti, A-
dc.contributor.advisorAyu, Lodiana-
dc.contributor.authorSunarli-
dc.date.accessioned2022-04-28T03:17:03Z-
dc.date.available2022-04-28T03:17:03Z-
dc.date.issued2009-
dc.identifier.urihttp://repository.uma.ac.id/handle/123456789/16861-
dc.description19 Halamanen_US
dc.description.abstractRemaja memerlukan sikap pada saat remaja melakukan interaksi dengan lingkungannya. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang maka individu dapat menduga respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Menurut Gerungan (1983) sikap adalah kesediaan bereaksi terhadap sesuatu hal. Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa sikap mengandung komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif yaitu kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Selanjutnya Secord dan Backman (dalam Azwar,2003) menyatakan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Muhibbin (2004), sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (dalam Muhibbin,2004) sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap sebagai suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Adolescents need an attitude when they interact with environment. The attitude that exists in a person will give a color or pattern on the behavior or actions of the person concerned. By knowing attitude someone then the individual can predict the response or behavior that will be taken by the person concerned with a problem or situation faced to her. According to Gerungan (1983) attitude is a willingness to react to something. From this limitation, it can be stated that attitude contains components: cognitive, affective components and conative components, namely the willingness to act or behave. Furthermore, Secord and Backman (in Azwar, 2003) stated that: attitude as a certain regularity in feelings (affects), thoughts (cognition), and predisposition (conation) of a person towards an aspect in the surrounding environment. According to Muhibbin (2004), attitude is a view or tendency mentally. According to Bruno (in Muhibbin, 2004) attitude is a tendency that relatively persistent to react in a good or bad way to people or certain items. Thus, in principle, we can assume that attitude as a person's tendency to act in a certain way.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;008600126-
dc.subjectprestasi pendidikanen_US
dc.subjectbelajar agamaen_US
dc.subjectsikap siswaen_US
dc.titleHubungan antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama dengan Sikap Sosial di Madrasah Aliyah Swasta PAB 4 Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Medanen_US
dc.title.alternativeThe Relationship between Learning Achievement in Religious Education and Social Attitudes in Private Madrasah Aliyah PAB 4 Klumpang, Hamparan Perak District, Medanen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:SP - Psychology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
008600126 - Sunarli - Fulltext.pdfPart (Fulltext can read at Libraries)2.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.