Analisis Penyebab Cacat Produk Dengan Menggunakan Fishbone Dan Fmea Di Cv. Fawas Jaya Medan

Abstract

CV. Fawas Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri mkanan yaitu pembuatan kue, yang dimana setiap proses yang dilakukan tidak lepas dari yang namanya kualitas yang dihasilkan. Adapun produk yang dihasilkan adalah kue kacang, kue pia, kue kelapa dan kue moka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kecacatan produk dan menentukan perbaikan apa saja yang harus di lakukan oleh perusahaan untuk mengurangi kecacatan produk. Analisis moda kegagalan yang terjadi akan dilakukan menggunakan metode FISHBONE dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA), dengan melihat tingkat kecacatan tersebut dari besarnya nilai Occurance, Severity, dan Detection yang menghasilkan nilai kerusakan terbesar. Kondisi mesin yang sudah lama, dan juga pekerja yang kurang kompeten mengakibatkan cacat produk yang sering ditemui hingga diatas 23% sedangkan persentase kecacatan yang masih dapat ditoleransi oleh perusahaan yaitu maksimal 15%. Setelah dilakukan penelitian terdapat tiga jenis kecacatan yang paling dominan yaitu cacat gosong sebanyak 37%, cacat belang sebanyak 32% dan cacat hancur 31%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Nilai Risk Priority Number (RPN) yang tertinggi didapatkan pada moda cacat gosong yaitu sebesar 490 RPN. Penyebab dari kecacatan dikaji kembali yang dituangkan kedalam diagram Fishbone, maka daripada itu hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk dapat mengurangi besarnya angka kecacatan produk yang dihasilkan. CV. Fawas Jaya is a company engaged in the industry food, namely cake making, where every process carried out cannot be separated from the name of the resulting quality. The products produced are: peanut cake, pia cake, coconut cake and mocha cake. This research aims to analyze and find out what factors influence the occurrence of product defects and determine what repairs must be made by companies to reduce product defects. Analysis of the failure modes that occurs will be carried out using the FISHBONE method and the Failure Mode Effect Analysis (FMEA), by looking at the level of disability from the value of Occurance, Severity, and Detection that produce the greatest damage value. The condition of old machines, and also incompetent workers resulted in product defects that are often encountered up to 23% while the percentage of defects that can still be tolerated by the company is the maximum 15%. After doing the research, there are three types of disability that are the most dominant namely charred defects as much as 37%, striped defects as much as 32% and crushed defects 31%. The results also show that the Risk Priority Number (RPN) the highest was found in the burnt defect mode, which was 490 RPN. Reason of the defects are reviewed which is poured into the Fishbone diagram, then than that the results of this study are very useful for companies to be able to reduce the number of product defects produced.