Pemanfaatan Pupuk Organik Cair (Poc) Limbah Teh Untuk Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium Ascolanicum L.) Secara Hidroponik Vertikal

Abstract

Bawang merah pada umumnya dibudidayakan secara musiman (seasonal). Di Indonesia, pada umumnya budidaya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan April-Oktober. Hal ini mengakibatkan produksi dan harga bawang merah berfluktuasi setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis nutrisi AB mix, pupuk organik cair (POC) dari limbah ampas teh pabrik, dan menentukan dosis pupuk organik cair (POC) yang paling tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang ditanam secara hidroponik vertikal. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial, yang terdiri dari satu faktor perlakuan dan diulang sebanyak lima kali. Faktor perlakuan pupuk organik cair limbah ampas teh (T) dengan konsentrasi 980-1260 ppm, T1=980 - 1060 ppm, T2=1080 - 1160 ppm, T3= 1180 - 1260 ppm, dan T0=AB Mix sebagai Kontrol Positif. Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Teh perlakuan T3 dengan konsentrasi 1180-1260 ppm berbeda nyata pada produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang ditanam secara hidroponik vertikal,5,67 ton/ha sehingga berdasarkan penelitian ini budidaya tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) secara Hidroponik yang ditanam secara vertikal belum dapat meningkatkan produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) sesuai deskripsi yaitu 12,47-14,08 ton/ha. Shallots are generally cultivated seasonally (seasonal). In Indonesia, cultivation is generally carried out in the dry season, namely April-October. This causes the production and price of shallots to fluctuate every year. This study aims to determine the effect of giving various doses of AB mix nutrients, liquid organic fertilizer (POC) from tea waste factory waste, and determine the most appropriate dose of liquid organic fertilizer (POC) for the growth and production of shallot (Allium ascalonicum L.) grown hydroponically vertically. This research was conducted using a non-factorial completely randomized design (CRD), which consisted of one treatment factor and was repeated five times. The treatment factor of tea waste liquid organic fertilizer (T) with a concentration of 980-1260 ppm, T1 = 980 - 1060 ppm, T2 = 1080 - 1160 ppm, T3 = 1180 - 1260 ppm, and T0 = AB Mix as a positive control. Provision of Liquid Organic Fertilizer (POC) of Tea Waste Treatment T3 with a concentration of 1180-1260 ppm was significantly different in the production of shallots (Allium ascalonicum L.) grown vertically hydroponically, 5,67 ton/ha so based on this study onion cultivation Hydroponic red onion (Allium ascalonicum L.) grown vertically has not been able to increase the production of Shallots (Allium ascalonicum L.) according to the description, namely 12.47-14.08 tons/ha.