LKP Leonardo Wau 188150108 di PT. Nafasindo Kecamatan Kota Baharu, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh

Abstract

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Nafasindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perkebunan yang kegiatan utamanya yaitu mengolah kelapa sawit atau TBS menjadi minyak sawit dan inti sawit. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa biaya pemesanan dengan menggunakan EOQ lebih ekonomis karena frekuensi pemesanan persediaan berkurang sehingga dapat mengurangi biaya-biaya saat pemesanan. Akan tetapi perusahaan tidak dapat menerapkan metode EOQ dalam pengendalian persediaan kelapa sawit karena TBS tidak dapat disimpan > 1 hari. Sedangkan apabila menggunakan metode EOQ perusahaan harus menyimpan TBS dalam waktu 36 hari sampai pembelian selanjutnya Permintaan TBS yang tidak bersifat konstan dan berbeda-beda juga menjadi penyebab metode EOQ tidak dapat diterapkan dalam pengendalian persediaan kelapa sawit pada PTPN IV Unit Usaha Adolina. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Economic Order Quantity tidak dapat diterapkan untuk pengendalian persediaan kelapa sawit. 2. Pembelian secara optimal TBS setiap kali pemesanan menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2018 yaitu sebesar 8.412,7 Ton, pada tahun 2018 yaitu sebesar 2.743,4 Ton dan pada tahun 2019 yaitu sebesar 5.362,7 Ton. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuantitas pembelian TBS menurut kebijakan perusahaan yaitu sebesar 285,3 Ton pada tahun 2017, 91,58 Ton pada tahun 2018, dan 176,72 Ton pada tahun 2019. Frekuensi pemesanan menurut metode Economic Order Quantity yaitu sebanyak 8 kali dalam setahun.