Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada PD. Unit Sari Petojo Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Abstract

Modal kerja merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan bagi suatu perusahaan guna membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan modal kerja antara perusahaan sejenis yang satu dengan lainnya tidaklah selalu sama. Besarnya kebutuhan modal ke1ia suatu perusahaan sangat tergan:tung •dengan luasnya kegiatan dan besai•nya volume kegiatan perusahaan serta jangka waktu terikatnya dana atas usaha yang dibiayai tersebut Dana yang dikeluarkan guna membiayai operasi perusahaan diharnpkan akan kembali dalam jangka waktu yang pendek Dengan demikian dana tersebut akan berputar setiap periode selama hidup perusahaan. Besarnya jumlah modal kerja yang dimiliki tidaklah menjamin laba yang besar diperoleh perusahaan. Besar kecilnya laha yang diperoleh sangat tergantung kepada efektivitas dan efisiensi perusahaan di dalam mengelola modal kerja. Besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusru.11.aan harus sesuai dengan skala operasional perusahaan, untuk itu perlu dilakukan analisis atas modal ke1ja yang dimiliki perusahaan. Dalam melakukan pembahasan maka penelitian dilakukan di CV Prodata Inti Graha Medan. Dalam pembahasan ini diajukan rumusan masalah " Perusahaan masih kesuHtan dalam membiayai modal kerja sehingga operasi kurang mencapai sasaran " . Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil sebagai berikut : Struktur organisasi yang diterapkan oleh PD. Unit Sari Petojo Tanjung Morawa adalah dalam bentuk gar:is di:mana pi:mpinan tertinggi ada di tangan Kepala Unit. Struktur organisasi garis ini memberikan secara tegas tentang wewenang kerja serta kepada siapa setiap bagian dari organisasi tersebut memberikan tanggung jawabnya. Dalam menyusun laporan sumber dan penggunaa._11 dana perusahaan menggunakan modal kerja tersebut sebagai konsep dana yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancaL Dengan demikian konsep dana demikian, untuk tahun 1997 dana perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 67.227.776. penurunan ini disebabka.11 penggunaan modal kerja lebili besar dari sumber modal kerja yang diperoleh perusahaan. Sementara untuk tahun 1998 dan tahun 1999 modal kerja perusahaan mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp. 69.721.994 dan Rp. 56.596.694. peningkatan modal kerja ini disebabkan modal kerja yang diperoleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal kerja. Su.mber modal kerja yang terbesar diperoleh perusal1aan untuk tahun 1997 dan 1998 adalah dari sektor biaya penyusutan yaitu sebesar Rp. 67.727.766 dan sebesar Rp. 69.721.994. untuk tahun 1999 sumber modal kerja terbesar diperoleh dari sektor penurunan aktiva lain-lain yaitu sebesar Rp. 23.103.714, sedangkan dari biaya penyusutan perusalman memperoleh modal ke1ia sebesar Rp. 63.462.745. Penggunaan modal ke1ja untuk tahun 1997 lebih banyak digunakan untuk pembelian aktiva tetap yaitu sebesar Rp. 72.336.427, sedangkan untuk tahun 1998 dan tahun 1999 modal kerja lebih besar dibandingkan untuk pembayarnn biaya pengangkutan sebesar Rp. 39.317.786 dan Rp. 32.948.532. Perusahaan di dalam menjalankan operasinya sebenarnya mengala1ni kerugian pada tahun 1997 dan tahun 1998. Hal ini dapat dilihat dari daftar laba rugi dimana sebelum pos pendapatan dan kerugian lain-lain perusal1aan laba sebesar Rp. 3.725.694 untuk tahun 1997 dan tahun 1998 rugi sebesaT Rp. 11.237.532. Oleh karena ada pendapatan lain-lain maka perusahaan terhindar dari kerugian. Pada tahun 1999 perusahaan juga memperoleh laba dari operasi normahlya. Perusal1aan tidak menghitung besar beban pajak yang harus ditanggungnya untuk tahun berjalan. Hal i:ni dapat dilihat dari daftar laba rugi dimana laba bersih yang disajikan perusahaan adalah laba bersih sebelum pajak. Perusahaan membebankan biaya pajak talrn11 berjalan pada pendapatan yang ditahan tahun berikt.1tnya. Dengan demikian dafatar laba rugi perusahaan belum memasukkan semua unsur biaya yang te1jadi di dalam perusahaan. Working capital is an indispensable requirement for a company to finance the company's operational activities. The need for working capital between similar companies to one another not always the same. The magnitude of the capital requirement of a company's first and foremost depends •with the breadth of activities and the volume of the company's activities as well as the period when the funds are bound for the business being financed issued to finance the company's operations are expected to be returned in a short period of time Thus these funds will rotate every period during company life. The amount of working capital owned is not guarantee large profits obtained by the company. The size of the laha obtained is very dependent on the effectiveness and efficiency of the company in managing working capital. The amount of working capital required by the company must be appropriate with the operational scale of the company, it is necessary to do an analysis of working capital owned by the company. In conducting the discussion, the research was conducted at CV Prodata Inti Graha Medan. In this discussion proposed the formulation of the problem "The company is still having difficulties in financing working capital so that it operates doesn't hit the mark". From the research results, the following results were obtained: The organizational structure implemented by PD. Unit Sari Petojo Tanjung Morawa is in the form of a line where the highest leadership is in the hands Unit Head. The organizational structure of this line provides expressly about authority to work and to whom each part of the organization give responsibility. In compiling reports on sources and uses of company funds._11 using the working capital as a fund concept, namely current assets reduced current debt Thus the concept of funds thus, for in 1997 the company's funds decreased by Rp. 67,227,776. This decrease was caused by greater use of working capital from sources working capital obtained by the company. While for 1998 and 1999 the company's working capital experienced an increase respectively Rp. 69,721,994 and Rp. 56,596,694. increase in working capital due to the working capital obtained by the company is greater than with the use of working capital. The largest source of working capital was obtained by the company for the year 1997 and 1998 are from the depreciation expense sector, which is Rp. 67,727,766 and Rp. 69,721,994. for 1999 sources of working capital the largest was obtained from the decrease in other assets sector, namely Rp. 23,103,714, while from the cost of depreciation the company obtains capital the 1st Rp. 63,462,745. The use of working capital for 1997 is more widely used for the purchase of fixed assets in the amount of Rp. 72,336,427, while for in 1998 and 1999 working capital is greater than for payment of transportation costs of Rp. 39,317,786 and Rp. 32,948,532. Companies in carrying out their operations actually experience this losses in 1997 and 1998. This can be seen from the list profit and loss where before the company's other income and losses profit of Rp. 3,725,694 for 1997 and in 1998 a loss of Rp. 11,237,532. Because there are other income, the company is spared from loss. In 1999 the company also earned profits from its normal operations. The company does not calculate the amount of tax burden that must be incurred for the current year. This can be seen from the profit list loss where the net income presented by the company is net profit before tax. The company charges the current year 11 tax expense retained earnings for the following year. Thus the profit list the company's losses have not included all the elements of the costs that occurred in within the company.