Analisis Pengendalian Kualitas Tahu Menggunakan Metode Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus UKM Tahu Rudy Kota Perdagangan)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis produk cacat pada proses produksi tahu UKM Tahu Rudy Kota Perdagangan, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada proses produksi di UKM Tahu Rudy Kota Perdagangan, mengkaji pengendalian mutu dan tindakan korektif di UKM Tahu Rudy Kota Perdagangan yang memproduksi tahu dan menentukan prioritas strategi peningkatan mutu di UKM Tahu Rudy Kota Perdagangan. Penelitian ini difokuskan pada pengendalian kualitas dengan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang menyebabkan cacat produk dan mengidentifikasi penyebab cacat produk untuk pengendalian kualitas produk pada UKM agar dapat mengendalikan dan meminimalisir tingkat kecacatan tersebut dan dapat meningkatkan kualitas tahu di UKM Tahu Rudy. Metode penelitian ini yaitu Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil dari penelitian ini Nilai RPN terbesar yaitu Penambahan air yang tidak sesuai dengan nilai RPN 210 faktor yang menimbulkan cacat produk tahu bertekstur keras atau dapat juga bertekstur lembek, nilai RPN 210 yaitu potongan yang tidak sesuai nilai RPN 196 yaitu Kelebihan air, nilai RPN 175 yaitu Belacu tidak bagus atau bersih, nilai RPN 150 yaitu Bak perendaman tidak bersih, diagram sebab-akibat yang dapat diketahui jika faktor-faktor yang menyebabkan produk tahu rusak adalah material yang meliputi bahan baku (kedelai), bahan tambahan (asam cuka), mesin, peralatan, dan pekerja. Dari keenam faktor yang mempengaruhi kualitas tahu adalah faktor metode meliputi: belum adanya standard operasional (SOP) dalam waktu pengepresan, pengukuran: alat yang digunakan untuk proses pemotongan masih tradisonal, manusia: minimnya pelatihan dalam proses produksi, material: mutu bahan baku (kedelai), mesin: mesin yang digunakan masih ttradisional, lingkungan. This research aimed to identify types of defective products in the tofu production process at Rudy Tofu SME of Perdagangan City, to identify factors that cause damage to the production process at Rudy Tofu SME of Perdagangan City, to review quality control and corrective actions at Rudy Tofu SME of Perdagangan City which produces tofu, and to detennine quality improvement strategy priorities at Rudy Tofu SME of Perdagangan City. This research focused on quality control by identifying the matters that caused product defects and the causes of product defects to control product quality in the SME, so as to manage and minimize the level of defects and to improve the quality of tofu at Rudy Tofu SME. This research method was Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The results of this research were the highest RPN value, namely the addition of water, which did not meet to the RPN value of 210, a factor that caused defects in tofu products that had a hard texture or could also have a soft texture. The RPN value of 210 was the tofu pieces did not meet the RPN value of 196, namely, excessive water. Then, the RPN value of 175 was the bad or unclean calico, and the ~N value of 150 was the unclean immersion tank. The cause and effect diagram could be found when the factors that damaged the tofu product were the materials, which included raw materials (soybeans), additional materials (vinegar), machines, equipment, and workers. Of the six factors that affected the quality of tofu, the method factor included: the lack of standard operating procedures (SOP) for pressing time; measurement: the tools used for the' cutting process were still traditional; people: lack. of training in the production process; materials: quality of raw materials (soybeans); machine: the machine used was still conventional; environment.