Implementasi Ekonomi Sirkular dengan Pemanfaatan Limbah Kol Menjadi Pupuk Kompos di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat

Abstract

Limbah merupakan sisa hasil suatu proses atau kegiatan baik dari industri maupun domestik. Salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah sayuran adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi ekonomi sirkular dengan pemanfaatan limbah kol menjadi pupuk kompos, manfaat implementasi ekonomi sirkular dan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular. Masalah difokuskan pada proses pengolahan limbah kol menjadi pupuk kompos. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori tentang Ekonomi sirkular merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait dengan tingkat konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Data-data dikumpulkan melalui hasil wawancara dan observasi dan dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil kajian menyimpulkan bahwa Rata-rata volume limbah kol yang dihasilkan oleh CV.BAS setiap bulannya adalah 514 kg. Dari eksperimen studi kelayakan, dalam satu bulan limbah kol sebanyak 514 kg, kotoran ayam 92.12 kg dan dolomit sebanyak 55.24 kg didapatkan pupuk kompos sebanyak 661,36 kg. Dengan tingkat efisiensi pengomposan sebesar 80% maka 661,36 kg x 80% / 100 = 529,08 kg atau 529 kg pupuk kompos. Dari eksperimen tersebut dalam sebulan dapat menghasilkan pupuk kompos sebanyak 26 sak dengan berat 20 kg/sak. Biaya produksi per unit Rp 728.320/26 Sak adalah Rp 28.000 dan ingin mendapatkan laba 50%, maka harga jual per unit adalah Rp 42.000. Waste is the residue of a process or activity, both industrial and domestic. One effort to reduce environmental pollution caused by vegetable waste is by utilizing it as a raw material for making compost. This study aims to determine the implementation of a circular economy by utilizing cabbage waste into compost, the benefits of implementing a circular economy, and the challenges faced in implementing a circular economy. The problem is focused on the process of processing cabbage waste into compost. To approach this problem, the theory of a circular economy is used as a reference, which is an economic concept that implements the goals of sustainable development related to responsible and sustainable consumption and production levels. Data was collected through interviews and observations and analyzed qualitatively. Based on the results of the study, it was concluded that the average volume of cabbage waste produced by CV.BAS each month is 514 kg. From the feasibility study experiment, in one month, 514 kg of cabbage waste, 92.12 kg of chicken manure, and 55.24 kg of dolomite produced 661.36 kg of compost. With a composting efficiency of 80%, then 661.36 kg x 80% / 100 = 529.08 kg or 529 kg of compost. From the experiment, 26 sacks of compost can be produced in a month with a weight of 20 kg/sack. The production cost per unit is Rp 728.320/26 sacks, which is Rp 28.000, and if you want to get a 50% profit, then the selling price per unit is Rp 42.000.