Rancang Bangun Sistem Automatic Keamanan Jarak pada Truk Trailer Menggunakan Sensor Jarak Berbasis Internet Of Things

Abstract

Kelbelradaan julmlah trulk semakin meningkat dikarenakan melnanjaknya aktivitas perekonomian, Hal ini belrpelngarulh pada kendaraan muatan truk trailer yang semakin bertambah seperti mengangkut alat alat berat seperti excavator,wheel loader,atau material dan lain sebagainya kemudahan untuk menjalankan aktifitasnya. Penggunaan kendaraan muatan truk trailelr serta aktivitas supir akan jauh lebih muda dan dalam area muatan truk trailer, semakin banyaknya pengguna mobil dan kendaraan sepeda motor di masyarakat yang memadai dapat menyebabkan pengendara lainnya dapat menyebabkan kecelakaan dikarenakan supir tidak dapat melihat diselkeliling truk trailer terselbut, dan seorang supir truk hanya cuma memakai penglihatan manula dan mengandalkan spion saja yang memantau area truk trailer. Maka peneliti membuat rancang bangun sistem automatic keamanan jarak truk trailer menggunakan sensor jarak berbasis internet of things. Tujuan perancancangan ini ialah suatu sistem sensor jarak pada area muatan truk trailer menggunakan berbasis IoT sebagai solulsi bagi para pengendara. Penggunaan sensor jarak ulntuk mengetahui jarak pada kendaraan sepeda motor ataupun mobil sehingga tingkat kelamanan pada kendaraan lain jauh lebih aman, IoT sangat terkenal karena telknologi yang ada didalamnya, dimana dapat menghubungkan setiap alat yang telah dikelnali dengan cara di kontrol menggunakan sebulah kompulter yang terhubulng ke jaringan baik itul wireless yang mana bisa dengan mudah berbagi informasi dari sebulah hardware. Pada perancangan pengujian alat ini diukur kemampuan ultrasonik yang akan sebagai inti dari pengukuran jarak antara truk dan kendaraan lain dan juga hasil nya pengukuran 1, 2, 6, dan 7, persentase error adalah 0%, yang menunjukkan bahwa nilai ultrasonik sama persis dengan nilai penggaris, dengan akurasi 100%. Pada pengukuran lainnya, terdapat sedikit perbedaan antara nilai ultrasonik dan penggaris, menghasilkan error yang bervariasi antara 1,2% hingga 8,6%. Secara keseluruhan, akurasi tetap tinggi, berada di atas 90% untuk semua pengukuran, dengan akurasi terendah sebesar 91,4% pada pengukuran ke-4.