Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26686
Title: | Analisis Nilai Tambah Komoditas Ubi Kayu Menjadi Mie Rajang di Desa Pegajahan Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai |
Other Titles: | Analysis of the Added Value of Cassava Commodities into Rajang Noodles in Pegajahan Village, Pegajahan District, Serdang Bedagai Regency |
Authors: | Pelawi, Alnardo Yonatan Sembiring |
metadata.dc.contributor.advisor: | Siregar, Rahma Sari Aziz, Rizal |
Keywords: | ubi kayu;nilai tambah;mie rajang;cassava;value added |
Issue Date: | 2-Sep-2024 |
Publisher: | UNIVERSITAS MEDAN AREA |
Series/Report no.: | NPM;188220123 |
Abstract: | Ubi kayu merupakan bahan baku yang digunakan oleh pengrajin mie rajang sebagai pembuatan mie rajang. Mie rajang adalah salah satu makanan tradisional yang terbuat dari ubi kayu yang melalui proses pengupasan, pengkukuran, pencetakan seperti layak nya mie dengan menggunakan alat pencetakan dan penjemuran di bawah terik matahari. Proses pengolahan ubi kayu menjadi mie rajang memakan waktu 4 hari produksi, dimana produksi nya terdapat 16 kali produksi per bulannya. Desa pegajahan merupakan desa yang terdapat di kecamatan pegajahan yang memiliki potensi pengrajin mie rajang terbesar di kecamatan pegajahan, dimana Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pengolah ubi kayu menjadi mie rajang. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan jumlah sampel sebanyak 10 pengrajin ditentukan dengan metode sampling jenuh (sensus). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pendapatan pengrajin mie rajang di desa pegajahan kecamatan pegajahan kabupaten Serdang bedagai sebesar Rp. 2.153.660/bulan dan nilai tambah yang di hasilkan oleh pengrajin mie rajang di desa pegajahan kecamatan pegajahan kabupaten Serdang bedagai per bulan sebesar Rp. 751/kg. Cassava is the raw material used by mie rajang craftsmen for making mie rajang. Mie rajang is a traditional food made from cassava, which goes through a process of peeling, measuring, molding in a noodle shape using a molding tool, and drying under the sun. The process of processing cassava into mie rajang takes 4 days of production, with 16 production cycles per monlh. Pegajahan Village is a vnlage in Pegajahan Sub-district that has the largest mie rajang craft potential in Pegajahan Sub-district, where most of the population works as cassava processors into mie rajang. The research location was chosen intentionally (purposively) with a sample size of 10 craftsmen determined using a saturated sampling method (census). The research method used was income analysis and value-added analysis using the Hayami method. Based on the research results, it was shown that the income of mie rajang craftsmen in Pegajahan Village, Pegajahan Sub-district, Serdang Bedagai Regency was !DR 2, 153,660/monlh, and the value added generated by mie rajang craftsmen in Pegajahan Village, Pegajahan Sub-district, Serdang Bedagai Regency per month was !DR 7 51/kg. |
Description: | 111 Halaman |
URI: | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/26686 |
Appears in Collections: | SP - Agribusiness |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
188220123 - Alnardo Yonatan Sembiring Pelawi - Fulltext.pdf | Cover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography | 1.44 MB | Adobe PDF | View/Open |
188220123 - Alnardo Yonatan Sembiring Pelawi - Chapter IV.pdf Restricted Access | Chapter IV | 616.49 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.