Analisis Sistem Antrian & Optimalisasi Pelayanan Poli Bpjs Pada Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh Menggunakan Model Antrian Multi Channelsingle Phase

Abstract

Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim 77 menghadapi permasalahan sistem antrian pada loket pendaftaran BPJS yang mengakibatkan ketidakefisienan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem antrian dan optimalisasi pelayanan dengan menggunakan model antrian Multi Channel Single-Phase. Metode yang digunakan mencakup pengumpulan data kedatangan pasien, waktu pelayanan, serta uji kecukupan data dan distribusi menggunakan analisis statistik. Data diolah dengan pendekatan steady state untuk mengevaluasi kinerja sistem antrian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem antrian dengan satu loket kurang optimal, dengan rata-rata waktu tunggu pasien mencapai 1,583 jam dan rata-rata jumlah pasien dalam sistem sebanyak 19 orang. Dengan menambah satu loket pelayanan, waktu tunggu pasien berkurang menjadi 0,037 jam, dan jumlah pasien dalam sistem turun menjadi satu orang. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan jumlah loket dapat secara signifikan mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi pelayanan. Penerapan model Multi-Channel Single-Phase terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengurangi penumpukan antrian. Rekomendasi dari penelitian ini mencakup penambahan loket pendaftaran dan evaluasi berkala untuk memastikan keberlanjutan efisiensi sistem antrian. Mencirim 77 Eye Specialist Hospital faces a queue system problem at the BPJS registration counter which results in inefficient service. This study aims to analyze the queue system and optimize service using the Multi Channel Single-Phase queue model. The methods used include collecting patient arrival data, service time, and testing data adequacy and distribution using statistical analysis. The data is processed using a steady state approach to evaluate the performance of the queue system. The results of the study indicate that the queue system with one counter is less than optimal, with an average patient waiting time of 1.583 hours and an average number of patients in the system of 19 people. By adding one service counter, the patient waiting time is reduced to 0.037 hours, and the number of patients in the system drops to one person. These findings indicate that increasing the number of counters can significantly reduce waiting time and increase service efficiency. The application of the Multi-Channel Single-Phase model has proven effective in improving service quality by reducing queue congestion. Recommendations from this study include the addition of registration counters and periodic evaluations to ensure the continued efficiency of the queuing system.