Analysis of Tofu Quality Control Using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Method at Tahu Gunung SME

Abstract

Persaingan bisnis yang semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti menekankan para pengelola perusahaan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Kualitas produk memegang peranan penting dalam menjaga kepercayaan dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan harus fokus dalam mengembangkan dan mengendalikan kualitas produk untuk meningkatkan daya saing dan meraih keunggulan kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kegagalan produk dan mengkaji strategi dalam peningkatan kualitas pada UKM Tahu Gunung. Metode penelitian menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan mengidentifikasi dan mengurangi potensi kegagalan untuk meningkatkan kualitas produk melalui nilai RPN. Hasil analisis menunjukkan perhitungan nilai RPN tertinggi sebesar 210 terdapat pada proses perendaman kedelai dengan risiko kegagalan dikarenakan perendaman yang dilakukan kurang atau lebih dari waktu yang ditentukan dan air pada bak perendaman tidak diganti dengan air yang baru, kemudian diperoleh nilai RPN tertinggi kedua sebesar 192 pada proses pengantaran tahu. Dari hasil perhitungan RPN, perbaikan difokuskan pada tahap perendaman dan pengantaran tahu, dengan menekankan kepada karyawan untuk menguras tandon air secara berkala dan memasang penutup pada bak air. Pada proses pengiriman tahu, perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan terhadap tahu sebelum dikirim, penggunaan kotak penutup pada wadah tahu, serta pembersihan cetakan dan kotak secara rutin setelah digunakan. Business competition that is increasingly dynamic, complex, and uncertain emphasizes company managers to think creatively and innovatively. Product quality plays an important role in maintaining customer trust and loyalty, so companies must focus on developing and controlling product quality to increase competitiveness and achieve competitive advantage. This study aims to analyze the factors that cause product failure and examine strategies in improving quality at SMEs Tahu Gunung. The research method uses the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method by identifying and reducing potential failures to improve product quality through RPN values. The results of the analysis show the calculation of the highest RPN value of 210 is in the soybean soaking process with the risk of failure due to soaking carried out less or more than the specified time and the water in the soaking tub is not replaced with new water, then obtained the second highest RPN value of 192 in the tofu delivery process. From the results of the RPN calculation, improvements are focused on the soaking and tofu delivery stages, by emphasizing to employees to drain the water reservoir regularly and install a cover for the water tank. In the tofu delivery process, improvements that can be made are checking the tofu before the tofu is sent, using a cover box for the tofu container, and routinely cleaning the mold and box after use.