Optimization Of Raw Material Inventory Control Through The Implementation Of The Economic Order Quantity Method: A Case Study At Ud. Suwarno Bamboo Weaving Industry

Abstract

Kontrol inventaris yang efisien merupakan faktor penting dalam menjaga produksi yang hemat biaya, terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM) seperti UD. Suwarno, sebuah industri anyaman bambu di Sumatera Utara. Perusahaan ini telah lama mengandalkan pemesanan yang tidak terstruktur berdasarkan permintaan pelanggan, yang sering kali menyebabkan stok yang berlebihan atau pengadaan darurat, sehingga meningkatkan total biaya persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem persediaan perusahaan saat ini dan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebagai solusi kuantitatif untuk mengoptimalkan pengadaan bahan baku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif berdasarkan data primer dari hasil observasi dan wawancara, serta data sekunder yang meliputi catatan pembelian dan biaya persediaan. Manfaat utama dari penelitian ini terletak pada kemampuannya untuk memandu UKM dalam mengelola persediaan secara sistematis dan meminimalkan total biaya dengan menerapkan metode EOQ. Kebaruan dari penelitian ini adalah penerapan model EOQ dalam konteks bisnis kerajinan bambu tradisional, yang sebagian besar diabaikan dalam literatur yang ada. Temuan menunjukkan bahwa penerapan metode EOQ menghasilkan jumlah pemesanan optimal sebesar 3.885 batang per pesanan dan titik pemesanan kembali sebesar 288 batang. Pendekatan ini mengurangi total biaya persediaan dari Rp 242.100.000 menjadi Rp 83.462.136 per tahun, yang mewakili penghematan biaya sekitar 66%. Oleh karena itu, model EOQ terbukti menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan persediaan di UKM berbasis kerajinan tradisional. Efficient inventory control is a critical factor in maintaining cost-effective production, especially for small and mediumsized enterprises (SMEs) such as UD. Suwarno, a bamboo weaving industry in North Sumatra, is a prime example of this phenomenon. The company has historically relied on unstructured ordering based on customer demand, which frequently results in either excessive stock or emergency procurement, thereby increasing total inventory costs. The objective of this research is to analyze the company's current inventory system and apply the Economic Order Quantity (EOQ) method as a quantitative solution to optimize raw material procurement. The study employs a descriptive quantitative approach, grounded in primary data from observations and interviews, complemented by secondary data sources such as purchasing records and inventory expenses. The primary benefit of this research is its capacity to assist SMEs in implementing a systematic inventory management approach and achieving cost minimization by employing the EOQ method. The novelty of this study lies in its application of the EOQ model to the context of a traditional bamboo craft business, a subject that has been largely overlooked in extant literature. The findings indicate that implementing the EOQ method results in an optimal ordering quantity of 3,885 sticks per order and a reorder point of 288 sticks. This strategy led to a significant reduction in total inventory costs, from Rp 242,100,000 to Rp 83,462,136 per year, representing a cost saving of approximately 66%. Therefore, the results of this study demonstrate that the EOQ model is an effective tool for improving inventory efficiency and sustainability in traditional craft-based SMEs.