Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya pada PT. Amal Tani Medan

Abstract

lnformasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan tiap-tiap manajer yang bertanggungjawab dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yang diukur melalui anggaran biaya produksi telah efektif dalam meningkatkan kinerja pusat biaya yang diukur melalui realisasi biaya produksi.Lokasi penelitian dilakukan di Peseroan Terbatas Amal Tani Medan. Yang berlokasi di Jl. Iskandar Muda No. 11 B Medan. Adapun sumber data yang digunakan penulis yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah tekhnik analisis data deskriptif. Perseroan Terbatas Amal Tani Medan adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan Ielah memiliki 1 ( satu ) kebun yang terlelak di Tanjung Putri dan 1 (satu) pabrik terletak di Tanjung Putri. Komoditi utama perusahaan ini adalah kelapa sawit dan karet. Produk yang dihasilkan merupakan hasil produk yang bersifat agraris., yang sifatnya tidak bisa terlalu lama disimpan, jumlah produknya tergantung pada alam. sifat permintaannya elastis, maka perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan sistem penjualan yang efektif dan bersifat non spekulatif, dimana perusahaan berusaha agar setiap produk yang dihasilkan atau diusahakan dapat segera terjual dan diperoleh dana untuk keperluao operasional perusahaan. ekpansi. dan investasi. Perseroan Terbatas Amal Tani Medan telah memfungsikan informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan baik.Hal ini dilihat dari informasi akuntansi partanggungjawaban pusat biaya yang diukur melalui anggaran biaya produksi telah efektif dalam meningkatkan kinerja pusat biaya yang diukur melalui realisasi biaya produksi.ini terbukti dimaoa persentase selisih anggaran dan realisasi berada dibawah batas toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu dibawah 5 %