Analisis Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Madya Medan

Abstract

Teknologi informasi (TI) adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras computer. Dalam kaitannya dengan perpajakan adalah untuk memudahkan Wajib Pajak melaporkan kewajiban pajaknya dan diharapkan kepatuhan Wajib Pajak meningkat. Tujuan peneliti:ut ini adalah uotuk. mengetahui penerapan teknologi iofonnasi terhadap kepatuban Wajib Pajak KPP Madya Medan. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak badan yang bermasalah atas penerapan tek:nologi ioforrnasi sebanyak 302 d: KPP Madya Medao dari tahWl pajak 2007 sampai 2009 dan yang meojadi sample adalah 31 Wajib Pajak. Sumber data penelitian ini adalah data primer melalui kuesioner yang dibagikao kepada Wajib Pajak di KPP Madya Medan. Teknik pengumpulan data yang diterapkan melalui observas:, wawancara dan kuesioner dengan teknik aoalisa data statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi ioformasi mempWtyai peogaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Madya Medan, dimana : Variabel teknologi informasi (X) memberikan nilai koefisien sebesar 0,456 deogan tingkat signiftkansi 0,014 < 0.05. Konstanta sebesar 24,770 yang menyatakan bahwa jika variabel teknologi iofonnasi tidak berfungsi maka kepatuhan wajib pajak hanya sebesar 24,770 saja. KoefiSien regresi 0,456 (tekoologi informasi) meoyatakao bahwa setiap penambahao 1 satuao teknologi informasi maka akan meoingkatkan kepatuhan wajib pajak sebcsar 0,456 (karena bertanda positif). Nilai t hitq (X) sebesar 2,61 (sig 0,214 > 0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa secara parsial teknologi informasi (X) memiliki peogaruh yang signiftkan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Madya Medan, dcngan demikian hipotesis "Haditerima". R Square sebesar 0,190 atau 19% dan F hitung 6,812 dengan signitikaosi p = 0,014 jauh lebih kecil dari 0,05, berarti 19 % variasi kepatuhan Wajib Pajak dapat dijelaskan oleh variasi teknologi informasi.