Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/9241
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Purba, Annawati Dewi | - |
dc.contributor.advisor | Maqhfirah | - |
dc.contributor.author | Senoaji, Kresna Bayu | - |
dc.date.accessioned | 2018-09-08T02:53:48Z | - |
dc.date.available | 2018-09-08T02:53:48Z | - |
dc.date.issued | 2018-06-07 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/9241 | - |
dc.description | Setiap manusia mendambakan rumah tangga yang harmonis, terutama pada pria pada masa dewasa awal yang mengahadapi tugas dan tahap perkembangan sebagai seorang ayah untuk mulai memilih pasangan hidup serta membina keluarga. Kepuasan pernikahan terjadi karena adanya peran diri dan pasangan yang mereka jalankan dalam pernikahan, tidak menutup kemungkinan bahwa saat menikah seseorang harus mampu menghadapi perubahan-perubahan peran yang ada. Bila mampu menyesuaikan diri dan mempunyai pasangan yang tepat maka sebuah kepuasan pernikahan akan tercapai, namun tidak semua pernikahan berakhir dengan semua yang mereka harapkan. Menurut Hurlock (2002) perceraian merupakan kulminasi dari penyelesaian pernikahan yang buruk, dan yang terjadi bila antara suami-istri sudah tidak mampu lagi mencari cara menyelesaikan masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Setelah bercerai banyak yang menyangsikan bahwa pria mampu bertahan sendiri, banyak faktor yang mendorong pria untuk kembali menikah setelah bercerai dengan harapan bisa mendapatkan kepuasan pernikahan setelah bercerai dan kembali menikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pernikahan pada pria kembali menikah setelah bercerai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Responden berjumlah tiga orang dan teknik pengumpulan data adalah wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan terjadi dikarenakan terpenuhinya faktot-faktor dan aspek-aspek dalam kepuasan pernikahan itu sendiri. Dari hasil penelitian subjek ketiga mengalami kepuasan pernikahan karena telah terpenuhinya aspek-aspek dari kepuasan pernikahan tersebut, namun berbeda dengan subjek pertama dan kedua yang mengalami ketidakpuasan dalam pernikahannya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya komunikasi dua arah yang baik dan tidak adanya upaya dari subjek untuk memperbaiki hubungan. | en_US |
dc.description.abstract | Every human being longs for a harmonious home, especially in the early adult male who faces the task and stage of development as a father to start choosing a spouse and fostering a family. Marital satisfaction occurs because of the role of self and the couple that they run in marriage, does not rule out the possibility that when married someone must be able to deal with changes in the role that exists. When able to fit in and have the right partner then a marriage satisfaction will be achieved, but not all marriages end with all they expect. According to Hurlock (2002) divorce is the culmination of a poor marriage settlement, and what happens when the husband and wife are no longer able to find ways to solve problems that can satisfy both parties. After divorce many doubted that men can survive alone, many factors that encourage men to get married after divorce in the hope of getting marital satisfaction after divorce and re-married. This study aims to determine the satisfaction of marriage in married men after divorce. This research is a qualitative research by using purposive sampling technique. The respondents were three people and the data collection technique was the interview. The results showed that marriage satisfaction occurred due to the factor-factor fulfillment and aspects in marriage satisfaction itself. From the results of research the third subject experienced marital satisfaction because it has fulfilled aspects of the marriage satisfaction, but different from the first and second subjects who experience dissatisfaction in marriage. This is due to the absence of good two-way communication and the absence of efforts from the subject to improve the relationship. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Medan Area | en_US |
dc.subject | pria | en_US |
dc.subject | bercerai | en_US |
dc.subject | kepuasan pernikahan | en_US |
dc.subject | men | en_US |
dc.subject | divorced | en_US |
dc.subject | marital satisfaction | en_US |
dc.title | Kepuasan Pernikahan pada Pria yang Pernah Bercerai | en_US |
dc.type | Skripsi Sarjana | en_US |
Appears in Collections: | SP - Psychology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Kresna Bayu Senoaji - Fulltext.pdf | Fulltext | 3.83 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.