Hubungan antara Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. PLN (Persero) UIP II Medan

Abstract

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan. Diasumsikan : dengan asumsi semakin baik Kepemimpinan maka Kepuasan Kerja semakin meningkat atau sebaliknya semakin rendah Kepemimpinan maka Kepuasan Kerja semakin buruk. Penelitian ini disusun berdasarkan metode skala Likert Skala ini mengungkap tentang Kepemimpinan berdasarkan Aspek-aspek kepemimpinan Menurut Portugalisa (1996), yaitu: Mampu Mengembangkan Orang Lain, Mampu Memotivasi Orang Lain, Cerdas dan Supel, Produktif, Mengerjakan Sesuatu Yang Benar, Memiliki Pengertian Terhadap Misi, Yakin Terhadap Kemampuan Orang Lain, Rasa Cinta Terhadap Pekerjaan, Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan, Mampu Menerima Kritikan. Dan skala Kepuasan Kerja yang disusun berdasarkan ciri-ciri karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi menurut Munanda (2004) yaitu: Adanya kepercayaan bahwa organisasi akan memuaskan dalam jangka waktu yang lama, Memperhatikan kualitas kerjanya, Lebih mempunyai komitmen organisasi, dan Lebih produktif. Berdasarkan analisis data, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan hubungan positif yang signifikan antara Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja, dimana rxy = 0,624 dengan signifikan p = 0.000 < 0,050. Artinya apabila semakin Tinggi Kepemimpinan maka Kepuasan Kerja juga semakin tinggi. 2) Berdasarkan Koefisien determinan (r2) dari hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y adalah sebesar r2 = 0,390. Ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan berkontribusi dengan Kepuasan Kerja sebesar 39%, dan terdapat 61% faktor lain. Hal ini sejalan Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif mempengaruhi cara kerja karyawan dimana nantinya timbul menjadi kepuasan kerja yang akhirnya terlihat pada hasil kerja yang diberikan oleh pegawai (Astuti,2009)