Studi Identifikasi Faktor-Faktor Resiliensi pada Mantan Pecandu Narkoba Di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi pada mantan pecandu narkoba di rumah singgah CARITAS PSE Medan, menurut teori Gortberg (dalam Wielia & Hermy, 2011) faktor-faktor resiliensi dibagi dalam tiga (3) bagian, yaitu sumber dukungan ekstemal, kemampuan individual, dan kemampuan sosial dan interpersonal, serta sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Connor & Davidson ( dalam Indah Ria, 2006) faktor-faktor resiliensi dibagi dalam lima (5) bagian, yaitu kompetensi personal, percaya pada diri sendiri, menerima perubahan secara positif, kontrol/ pengendalian-diri, dan pengaruh spiritual. Penelitian ini dilaksanakan Rumah Singgah CARITAS PSE Medan, dengan jumlah populasi sebanyak 45 orang, populasi dari penelitian ini adalah individu mantan pecandu narkoba di Rumah Singgah CARITAS PSE Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk skala Likert dengan 60 butir item untuk faktor resiliensi yang disebarkan sebanyak 45 eksemplar, penggunaan metode penelitian deskriptif yang kemudian dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan rumus analisis validitas Product Moment dan rumus reliabilitas Cronbach's Alpha, semua analisis penelitian ini dibantu dengan menggunakan sistem operasi komputer SPSS 18.0 vetsi windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala faktor yang mempengaruhi resifiensr mempunyai nilai reliabilitas koefisien Cronbach 's Alpha 0.962, kontribusi faktor yang mempengaruhi resiliensi masing-masing memiliki kontribusi harga p < 0.05. Dominasi pada kondisi sedang/rendah terkena bagianbagian faktor yang mempengruhi resiliensi sesuai dengan analisis validitas Product Moment dan rumus realibilitas Cronbach's Alpha. Faktor utama resiliensi yang sangat tinggi mempengaruhi adalah faktor percaya pada diri sendiri, dari 45 orang mantan pecandu narkoba di rumah singgah CARITAS PSE terdapat 17.8% yang berkonstribusi atau 8 orang dalam kondisi kuat, dimana individu merasa yakin bisa terlepas dari ketergantungan narkoba, kemudian terdapat 2.2% atau 1 orang dalam kondigi lemah, dimana individu tidak bisa menerima gelar sebagai mantan pecandu narkoba.