Usulan Perbaikan Tata Letak Penempatan Suku Cadang Motor Berdasarkan Metode 5S Studi Kasus di Bengkel Bukit Milala

Abstract

Tata letak fasilitas didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa agar menciptakan perencanaan aliran barang yang efisien untuk mendapatkan produksi yang ekonomis, perencanaan fasilitas fisik yang efektif, dinamis, dan aman. Tata letak yang efektif tentu akan meningkatkan efisiensi waktu dan tempat, serta meminimalisir spare part yang rusak, yang pada akhirnya dapat meminimalisir kerugian.Untuk membantu melengkapi dan memaksimalkan pengaturan tata letak menggunakan metode 5S yaitu Seiri (pemilahan), Seiton (pembersihan), Seiketsu (pemantapan), dan Shitsuke (pembiasaan). Pengumpulan data dalam skiripsi ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterikatan antara nilai-nilai yang bervariasi. Dari pembuatan predikat yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya maka dapat disimpulkan lagi beberapa penilaian terhadap hasil pengukuran presentase penerapan seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke sebagai berikut: Seiri (Pemilahan) memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan mendapatkan nilai 50 % (kurang efekif). Seiton (Penataan) melakukan kegiatan untuk menempatkan barang yang diperlukan agar memudahkan pencarian dan penyimpanan mendapatkan skor 50 % (kurang efektif). Seiso (Pembersihan) melakukan kegiatan membersihkan tempat kerja secara seksama agar selalu dalam keadaan baik meperoleh skor 100% (efektif). Seiketsu (Pemantapan) mempertahankan segala sesuatunya dalam keadaan baik memperoleh skor 100% (efektif). Shitsuke (Pembiasaan) Kondisi dimana keempat S sebelumnya dijalankan secara disiplin dan dijadikan budaya memperoleh skor 75% (cukup efektif).Yang artinya perlu adanya dilakukan perbaikan pada segi seiri (pemilahan) dan seiton (penataan). Facility layout is defined as the activities of analyzing, conceptualizing, designing and realizing a system for the manufacture of goods or services in order to create an efficient flow of goods planning to obtain economical production, effective, dynamic and safe physical facility planning. An effective layout will certainly improve time and space efficiency, as well as minimize damaged spare parts, which in turn can minimize losses. To help complete and maximize layout arrangements using the 5S method, namely Seiri (sorting), Seiton (cleaning), Seiketsu ( stabilization), and Shitsuke (habituation). Data collection in this thesis is carried out by conducting interviews and making direct observations in the field. Effectiveness is a description of the level of success or superiority in achieving the set goals and the existence of attachments between various values. From the preparation of the predicates that have been explained in the previous chapter, it can be concluded that several assessments of the results of measuring the percentage of the application of seiri, seiton, seiso, seiketsu and shitsuke are as follows: Seiri (Segregation) separates things that are needed from those that are not needed, then gets rid of those that are not needed get a value of 50% (less effective). Seiton (Organization) performs activities to place items needed to facilitate search and storage to get a score of 50% (less effective). Seiso (Cleaning) carries out activities to clean the workplace thoroughly so that it is always in good condition to obtain a score of 100% (effective). Seiketsu (Strengthening) keeping things in good condition gets a score of 100% (effective). Shitsuke (Habituation) The condition where the four S were previously carried out in a disciplined manner and made into a culture obtained a score of 75% (effective enough). Which means that improvements are needed in terms of seiri (sorting) and seiton (organization).