Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/5782
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSyahrul, Syahrika-
dc.date.accessioned2017-12-08T02:43:54Z-
dc.date.available2017-12-08T02:43:54Z-
dc.date.issued2008-09-06-
dc.identifier.urihttp://repository.uma.ac.id/handle/123456789/5782-
dc.description.abstractDepresi pascapersalinan adalah bentuk gangguan depresi mayor yang dialami wanita setelah melahirkan melebihi periode dua minggu dan tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu yang memiliki dampak terhadap kenyamanan pada dirinya sebagai ibu serta terhadap menyusui. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan terhadap tiga wanita dengan masing-masing status pernikahan: tidak menikah, bercerai (single parentif, dan menikah sehingga dapat diketahui dinamika gejala, faktor penyebab, karakteristik, dampak dalam menyusui. Skrining untuk mendeteksi depresi pascapersalinan digunakan EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) yang terdiri dari 10 item pertanyaan dan teruji valid dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama tujuh hari pascapersalinan. Hasil penelitian menunjukkan ketiga responden mengalami gejala-gejala depresi pascapersalinan yakni, kemurungan sebagai ibu, gangguan tidur, gangguan berat badan, kelelahan, merasa bersalah atau tidak berdaya terhadap anak, pemikiran terhadap kematian, dan kurang ketertarikan terhadap bayi atau terlalu kuatir. Responden tidak menikah dan bercerai juga mengalami ketidakmampuan berkonsentrasi. Faktor penyebab depresi pascapersalinan ketiga responden adalah depresi prenatal; kecemasan prenatal, stres, status sosialekonomi yang rendah, problem pada anak, dan kesedihan sebagai ibu. Responden tidak menikah dan menikah juga merasa harga diri rendah. Faktor lain responden tidak menikah dan bercerai adalah kehamilan tidak direncanakan, stres merawat anak, orang tua tunggal, dan kurangnya dukungan sosial. Faktor penyebab lain responden menikah adalah sakit pascaoperasi sementara responden bercerai adalah usia pernikahan. Depresi pascapersalinan yang dialami responden tidak menikah tidak memberikan dampak dalam menyusui namun berpengaruh dalam perawatan anak. Depresi yang dialami responden bercerai dan menikah memberikan dampak dalam menyusuien_US
dc.language.isoenen_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectdepresi pascapersalinanen_US
dc.subjectwanitaen_US
dc.subjectmenyusuien_US
dc.subjectstatus pernikahanen_US
dc.titleDepresi Pasca Persalinan pada Wanita yang Sedang Menyusuien_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:SP - Psychology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
028600134_File1.pdfCover367.68 kBAdobe PDFView/Open
028600134_File2.pdfAbstract141.08 kBAdobe PDFView/Open
028600134_File3.pdfIntroduction542.5 kBAdobe PDFView/Open
028600134_File4.pdfChapter I271.02 kBAdobe PDFView/Open
028600134_File8.pdfReference1.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.